BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ustaz Abdul Somad (UAS) angkat suara terkait serangan netizen terhadap dirinya di Sosmed. Terlebih Balum lama ini UAS kembali jadi perbincangan setelah dirinya mengunggah foto bersama Capres nomor urut 01, Anies Baswedan di sosial medianya di masa tenang.
UAS angkat suara terkait banyaknya tanggapan miring terhadap sikapnya. Dia dengan tegas menyatakan bahwa dirinya sama sekali tak takut dengan berbagai ancaman yang diterima.
Pernyataan, bahkan dibagikan oleh Sahabat UAS di beberapa grup WhatsApp. Berikut ini pernyataan lengkap UAS menanggapi berbagai respon publik di sosial media terkait dirinya:
Setiap postinganku di IG, FB, TikTok dan Youtube beberapa hari ini, kalian “hiasi” dengan hinaan dst. Kalau kalian anggap itu membuatku takut, susah hati dst. Kalian salah bro 🙂
Dalam pilpres 2019 dan 2024, aku melakukan dua langkah:
1. Aku memilih calon yang paling minim mudharatnya, menggunakan kaedah akhaff ad-Dhararain (mudharat teringan).
2. Kemudian aku memperlihatkan keberpihakanku, dengan cara bertemu, tidak ikut kampanye. Karena aku bukan Jurkam.
Ketika aku sudah memutuskan, berarti aku siap dengan segala konsekwensinya.
Resiko yang ku terima di tahun 2019:
1. Tgl 11 April 2019 aku bertemu Pak Prabowo di rumah KH Abdul Rasyid Syafi’i. Tanggal 12 April 2019 mereka share meme fitnah terhadapku di twitter pak Said Didu. Pak Said Didu klarifikasi bahwa twitternya diretas.
2. Gubernur Riau pun ikut men-share meme hinaan itu di group IPDN. Menjelekkan namaku di hadapan camat dan kades se-Riau.
3. Rektor UIN-Suska pun ikut ingin menyidangku. Padahal kalau diputar ulang percakapanku dengan Pak Prabowo saat itu tidak mengandung unsur kampanye. Empat surat panggilan dia layangkan. Akhirnya Juli 2019 aku mengundurkan diri dari ASN.
4. Aku terus diikuti. Ku putuskan untuk menghilang di bulan April, Mei, Juni 2019. Kerjaku hanya shalat, makan, nulis disertasi. Juli 2019 aku di Sudan.
5. Aku tidak bisa masuk Timor Leste, Swiss, Belanda, Inggris, Singapore. Sampai di Dili, aku distop, tidak bisa masuk. “Kenapa tidak kalian kasi kabar dari tadi, supaya aku tidak terbang dari Jakarta”, kataku. “Kami baru dapat kabar sejam yang lalu pak”, kata mereka. “Bapak teroris”, tambahnya.
Aku naik pesawat yang membawaku dari Jakarta ke Dili. Tiba-tiba pramugari datang, “Mohon Bapak turun. Di pesawat ini ada presiden. Beliau tidak mau terbang satu pesawat dengan teroris”. Aku turun, naik pesawat berikutnya.
6. Aku terbang sampai Zurich. Dua sahabatku masuk. Aku tertahan. Ku tanya sebabnya apa? Mereka perlihatkan print, mereka dapat kiriman dari Jakarta. Gambar aku diusir dari Amsterdam. Padahal aku belum pernah ke Belanda.
7. Saat check-in di Kuala Lumpur menuju London. Maskapai penerbangan mengaku tidak bisa menerbangkanku ke London, karena tiba-tiba visa ku dibatalkan. Kalau aku tetap terbang, maskapai kena skor.
8. Aku tidak bisa masuk Singapore, walau hanya untuk jalan-jalan.
9. Mahasiswa yang sudah dapat beasiswa s3 dibatalkan hanya karena tertangkap ada berfoto dengan aku. “Kejam”, kata Iis Dahlia.
10. Sejak 2019 aku tidak pernah idul fitri ke rumah sepupu-sepupuku yang ASN, aku khawatir mereka susah karena aku.
11. Beberapa sahabat dekatku yang ASN, kujauhkan dari aku dengan caraku sendiri. Demi keselamatan mereka.
Lama aku merenung. Apakah tulisan ini ku posting atau ku telan sendiri. Bismillah. Ku posting. Ada di sana mahasiswa yang sedang menulis skripsi, tesis, disertasi, biografi, dst.
Mudah-mudahan mereka dapat maklumat yang benar. Ada jamaah yang bingung, mudah-mudahan mereka faham.
Jamaah yang tak tahan membaca cacian, bully dst di Ig, Fb, Youtube ku, unfollow saja. Ini berat jamaah, biar aku aja :).***