BERTUAHPOS.COM (BPC) – Warga Korut banyak yang membelot ke Korsel. Korut menyebut itu bukan pembelotan tetapi penculikan. Korut kirim surat ke PBB minta bantuan, agar warganya yang perempuan itu dikembalikan ke Korut.
Surat Korut itu meminta PBB membantu memulangkan 12 perempuan yang bekerja sebagai pelayan restoran China. Perempuan-perempuan itu melarikan diri dari Korut pada tahun 2016. Tapi menurut Korut , mereka diculik Korea Selatan (Korsel).
Perwakilan Korut untuk PBB Ja Song-nam kirim surat itu langsung pada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Ia menyebut telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia pada ke-12 perempuan.
Ini didasarkan pada ucapan Kim Jong-Un yang mengatakan mata-mata di perbatasan telah menemukan tindakan penghasutan terhadap warga Korut agar membelot. Menurut Kim, tindakan itu telah melanggar HAM. Korsel melakukan ‘kejahatan kemanusiaan’ karena menyebabkan mereka berpisah dengan keluarganya.
“Kami tidak bisa tidak mengungkapkan kekecewaan kami pada PBB karena kenyataannya mereka tidak mengambil langkah apa pun untuk membantu kami hingga sekarang.. Bahkan, tidak ada surat balasan pada surat yang sudah kami kirimkan sebelumnya. Penanganan kasus ini adalah ujian untuk PBB terkait misi mereka dalam melindungi hak asasi manusia,†kata Ja yang dilaporkan IBTimes, Rabu (1/2).
Pemerintah Korsel membantah tudingan itu. Menurut Korsel, para perempuan itu membelot atas keinginan mereka sendiri tanpa unsur paksaan. Kementerian Unifikasi Seoul menyatakan, ke-12 perempuan Korut akan diterima menjadi warga resmi Korsel setelah melalui proses asimilasi.
Dalam suratnya, Korut juga meminta pemulangan seorang perempuan bernama Kim Ryen-hi yang menjadi tenaga kerja ilegal di Korsel pada tahun 2011. Kim Ryen-hi diketahui telah resmi menjadi warga negara Korsel.
“Ia menjadi warga negara Korea Selatan atas kemauan sendiri. Dan sesuai hukum, dia mematuhi semua aturan yang berlaku untuk semua warga negara Korea Selatan,†kata Juru Bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Park Soo-jin pada The New York Times. jss