BERTUAHPOS.COM — Ada banyak tudingan yang muncul buntut pembunuhan terhadap jurnalis Khashoggi oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). Salah satunya Inggris didesak hentikan penjualan senjata tak terbatas ke Arab Saudi.
Badan amal, kelompok hak-hak sipil dan pihak-pihak terkait lainnya mengatakan, apa yang diungkap oleh intelijen AS membuat hubungan Inggris yang secara tradisional dekat dengan Riyadh menjadi berada di bawah tekanan.
Badan bantuan Oxfam menilai bahwa Inggris harus menanggapi pendekatan yang semakin tegas seperti yang diambil pemerintahan Joe Biden.
Biden mengatakan, bakal menghentikan penjualan senjata ke Riyadh yang dapat digunakan dalam perang berkepanjangan di Yaman.
Guardian melaporkan, Direktur Oxfam di Yaman Muhsin Siddiquey mendesak pemerintah Inggris untuk melakukan hal yang sama dengan AS untuk menghentikan penjualan senjatanya ke Saudi yang memicu konflik di Yaman.
“Lebih dari 12 ribu nyawa warga sipil telah hilang sejak dimulainya perang dengan kekejaman di semua sisi,” katanya.
“Kami membutuhkan gencatan senjata segera untuk memastikan tidak ada lagi orang Yaman yang tidak bersalah yang terbunuh dan bahwa badan-badan kemanusiaan memiliki akses yang aman untuk memberikan dukungan yang mereka butuhkan,” ujar Siddiquey, dikutip Sabtu, 27 Februari 2021.
Tobias Ellwood yang menjabat sebagai Ketua Konservatif — dari komite pemilihan pertahanan Inggris — juga menyerukan agar Inggris mengikuti AS dalam menghentikan penjualan senjata terkait Yaman.
“Laporan CIA tidak ambigu dalam kesimpulannya dan ini pasti akan memalukan bagi negara yang lebih luas,” ujarnya.
Juli lalu, Inggris menjatuhkan sanksi ekonomi kepada 20 orang yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.
Namun, sama seperti dengan AS, pada Jumat, Inggris telah menahan diri untuk tidak menargetkan putra mahkota secara pribadi.
Namun Inggris sebaliknya mempertahankan hubungan diplomatik dan militer yang erat dengan Riyadh — pengekspor senjata terbesar kedua ke negara itu setelah AS.
Ketika penjualan senjata yang dapat digunakan dalam konflik Yaman dimulai kembali oleh Inggris musim panas lalu, setelah pengadilan memberlakukan peninjauan, terungkap bahwa bom, rudal, dan senjata lain senilai 1,4 miliar poundsterling telah diekspor ke negara Teluk tersebut.
Open Society Justice Initiative — kelompok AS — mengatakan Inggris dan sekutu utamanya harus bergabung dengan AS dalam menjatuhkan sanksi pada bin Salman dan menangguhkan semua penjualan senjata ke Arab Saudi. (bpc2)