BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Selalu ada jalan bagi yang terus mau berusaha. Prinsip ini yang selalu dipegang pemilik Green House Kantong Semar Yagiza Nursery, Multajam Tarigan dalam menjalani hidup. Termasuk untuk membesarkan usaha pembibitan tanaman Kantong Semar yang sekarang ditekuninya.
Kepada bertuahpos.com, ia berbagi kisah perjalanan hidup sejal tahun 2011. Kala itu perekonomian keluarga seret dan berbagai usaha dijalani, namun belum membuahkan hasil
“Saya pernah berbisnis rumah makan, namun tutup. Lalu usaha bengkelradio pun dirasa kurang menarik. Namun saya yakin, semua pasti ada jalan keluar,” ujarnya optimis.
Dan benar saja, jalan keluar itu diperolehnya saat berselancar di internet. Ternyata kantong semar yang bernama latin Nepantes, memiliki harga jual tinggi di pasar Eropa. Padahal selama ini, tanaman tersebut hanya hiasan rumah saja.
“Dari situ akhirnya kepikiran membudidayakan kantong semar,” tuturnya. Berbekal lahan di samping rumahnya, pria yang juga jadi dosen di Universitas Pasir Pengaraian ini mulai budidaya dengan cara stek.
Tak sedikit orang yang memandang sebelah mata niatnya untuk membudidayakan tanaman tersebut. Karena masih banyak anggapan tanaman hutan itu tak bernilai. Bahkan dicemooh karena tanaman itu dianggap tak bernilai.
Namun Multajam paham, karena orang di sekitarnya belum sadar kalau harga satu bunga bisa menembus jutaan rupiah.
“Untung respon istri sangat positif dan sampai sekarang ikut membantu mengurus kebun kantong semar. Dalam sebulan bisa beromset hingga Rp 30 jutaan. Itu kalau ramai, kalau hari biasa sekitar Rp 3jutaan,” tuturnya.
Bukan itu saja tantangan yang dihadapinya. Di sisi lain, ia mendapat protes keras dari para kolektor bunga langka. “Waktu itu bibit tanaman hasil budidaya saya jual sekitar Rp 70ribu. Kita kira sudah untung. Tapi saya diprotes karena jenis yang saya jual itu, di pasaran sekitar Rp 200 ribu,” kenangnya sambil tertawa.
Ditemani beberapa rekannya, mereka mulai menelusuri hampir seluruh Sumatera untuk mengoleksi dan membudidayakan tanaman tersebut. Seiring berjalannya waktu Green House Yagiza Nursery semakin banyak kedatangan order, termasuk dari media online.
Saat ini di green house tersebut, ada sekitar 60 tanaman kantong semar yang masuk kategori langka. Sebanyak 70 persen kantong semar ada di Indonesia, khususnya Sumatera dan Kalimantan. Sementara itu di Dusun Sungai Bungo Desa Sialang Jaya Kecamatan Rambah, tanaman yang disebut warga tempatan, Kutakuo itu, banyak tumbuh.
Kini Multajam lebih memfungsikan green housenya sebagai wisata edukasi siswa-siswi serta siapa saja yang ingin belajar. Sehingga diharapkan nantinya Kantong Semar asli Rokan hulu bisa dilestarikan.
Sebab sebagian hutan telah berubah fungsi menjadi lahan perkebunan. Sehingga mengancam habitat tanaman ini, sebab ketidaktahuan masyarakat yang masih menganggapp sebagai tanaman kampung.
“Kalau tidak kita yang memulai siapa lagi. Orang luar negeri, seperti Belanda yang tidak memiliki kekayaan alam ini sudah membudidayakannya sejak lama. Jangan sampai anak cucu menyangka tanaman ini asalnya dari luar negeri. Padahal itu punya kita, jangan sampai,” tutur pria tinggi ini sambil memandang ke green house miliknya yang beralamat Jalan, Hangtuah No 180 Wonosari, Pasirpengaraian, Rohul. (riki)