BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK – Jangan Lupa Bahagia, ini lah stiker yang terdapat pada motornya dan kata-kata motivasi Pemuda ramah Asal  Siak Sri Indrapura. Siapa sangka umur yang masih terbilang muda pebalap motor dengan nomor 112 ini menunjukkan prestasinya di Skala Nasional.
Robby Riswandi pemuda kelahiran Siak,31 Maret 1996 ini sempat di larang orang tua dalam dunia balap motor kini menunjukan keahlian dan kesungguhannya dalam dunia balap yang geluti. Robby, panggilan akrab yang terlontar dari para rekan dan sahabatnya, yang juga pemuda pengemar sayur asem ini mempunyai cita-cita membawa Bendera Merah Putih di Negara orang dan menjadi pebalap Skala Internasional inilah membuat pemuda murah senyum  itu terus berusaha mewujudkannya.
“Cita-cita ingin membawa bendera merah putih kenNegara orang, dan jadi pembalap skala International, itu mimpi besar saya,” ungkapnya.
Terhitung sejak Sekolah Dasar dirinya mulai terjun ke dunia balap, pada seusianya itu ia mengawali dengan menjajal balap sepeda BMX hingga tingkat Sekolah Menengah Pertama  Saat akan melangkah kejenjang SMA dirinya mulai ke dunia balap motor. “Dari SD mulai suka balap,  awalnya ikut-ikut balap BMX SD sampai SMP menjelang  SMA barul ke balap motor. Ya, sempat di larang orang tua juga, tapi sekarang Alhamdullilah sudah di izinkan,” ujarnya saat berbincang dengan kru bertuahpos, Sabtu (20/3/2016).
Penah mengalami cidera saat road cross inilah yang membuat orang tua melarangnya kembali kebalap, namum anak ke empat dari enam bersaudara ini terus berusaha untuk meyakinkan. Akhirnya dengan prestasi dirinya membuktikan bahwa ia bisa, inilah yang dilakukan untuk meyakinkan kekhawatiran orang tuanya. “Waktu di road cross sempat terjatuh dan ditabrak peserta balap lain, dan sisi lain pandangan orang terhadap balap ini juga sih, kalo balapan dipandang negatif, yah menilainya balapan itu ugal-ugalan, inilah yang membuat orang tua saat itu tidak mengizinkan,”sebutnya.
Seiring berjalannya waktu, dengan penuh semangat pertandingan demi pertandingan ia geluti dan itu pun berbuah manis, ia menjadi juara Region 1 di sentul pada tahun 2015 dan akhirnya dirinya  bisa membuktikan, namun tidak sampai disini saja, tanpa patah semangat dirinya pun akan terus berjuang, inilah saat nya untuk berusaha menjadi yang terbaik.
Sebelumnya pemuda ini juga telah mengikuti Kejurnas Yamaha Cup di Lampung tahun 2012, kejurnas tahun 2014 full mengikuti 9 kali pertandingan dengan catatan meraih  juara.
Dan pada saat kejurnas 2015 dirinya mulai bergabung dengan Tim Honda HRC. Sumatra di 150cc.
“Sebelum di Tim Honda dulu saya  di Yamaha, sejak 2015 gabung di HRC Sumatra 150cc, dan Alhamdulliah masuk ke final, se-Indonesia di Bogor Juara Region 1 membawa nama Siak,” tuturnya.
Terinspirasi dari Riko Rosandi yakni sang abang kandungnya di mana ia  juga pernah mengeluti dunia balap pada saat itu, Roby juga menggemari pebalap bernomer 46 Valentino Rosi menjadi hal tersendiri bagi dirinya untuk terus menjadi pebalap Skala International.
“Dari sang kakak terinspirasi, dari dia juga yang mengajarkan apa saja yang harus diperhatikan, latihan, pola makan, mengatur waktu tidur dan sebagainya, disisi lain pebalap 46 jadi pebalap andalan favorit,”sebutnya.
Ia juga bercerita, Orang tuanya yang sempat tidak mengizinkan dalam balap ini juga dari pengalaman sang abang yang  pernah cidera saat bertanding membuat sang ibu selalu mewanti-wanti dalam ajang balap yang ia geluti.
“Jatuh bangun itu sudah biasa dalam pertandingan, yaa..namanya juga orang tua tidak ingin anaknya kenapa-kenapa, apalagi abang dulu pernah cidera saat balap, dan prestasi tidak seperti yang saya dapatkan, disitulah ibu sempat melarang menganggap waktu terbuang sia-sia dengan mengikuti balap,”tuturnya.
Roby  juga mengibaratkan, hidup ini seperti melawati lintasan balap, disitu ada lika-liku disitulah kita harus hadapi dengan penuh keyakinan, “Hidup tak jauh seperti lintasan balap, berlika-liku pastinya, disitulah kita harus yakin dan mengikuti setiap tikungannya untuk dapat ke finish, dan setiap tikungan juga ada triknya tersendiri, begitu juga dalam hidup, lika-liku kehidupan juga tergantung bagaimana cara kita menyikapinya,” ujarnya.
Juara dan Hadiah pertama kali yang ia dapatkan yakni juara 3 mendapatkan Tropi dan uang tunai 1 juta rupiah saat itu kali pertamanya di bangku SMP ia bisa menghasilkan uang sendiri dengan hasil awal yang bagus. “Pertama kali dapet juara 3 dengan hadiah tropi dan uang tunai 1juta, seneng banget rasanya bisa menghasilkan uang sendiri,” ujarnya.
Namun ada kesan yang tidak terlupakan sepanjang masa, yakni saat pertandingan kejurnas dirinya masuk kedalam 2 seri, di seri pertama mendapatkan posisi ke 2, dan seri kedua diposisi 1 teratas, dengan  hadiah 1 unit Sepeda motor dan 2 buah Televisi. Menjelang pulang sang ibu sudah menunggu didepan teras rumah. Roby yang datang menggunakan motor baru itu  seketika saja terjatuh. sebab sontak sang ibu berlari memeluknya yang baru saja tiba dan belum sempat turun dari motor, untuk memastikan anaknya baik-baik saja seketika motor yang dibawanya terjatuh.
Kesan yang tak terlupakan, saat Roby datang bawa motor pas sampe di rumah, belum sempat turun ibu yang sudah menunggu diteras berlari memeluk dan berkata. “Kata ibu saya ‘Kamu baik-baik aja kan nak’ dipeluk, diciumnya, jadi  motor yang Roby bawak sontak terjatuh,” ujarnya sambil tertawa haru.
Di Saat itulah kebanggaan dalam dirinya pun hadir, bisa membawa pulang hadiah dan membanggakan orang tua dengan prestasi yang ia dapatkan. Dalam keberhasilannya di kejurnas yang ia raih ternyata dirinya selama ini tidak pernah mengikuti sekolah khusus balap semua ini ia dapatkan dengan belajar otodidak bersama sang abangnya Riko Rosandi.
“Dari teknik, teori, hingga fisik belajar otodidak saja bareng abang, shearcing di internet, dari pola makan, pola istirahat yang cukup, olahraga yang diperlukan, semuanya belajar otodidak bersama abang, kebetulan abang sarjana kesehatan, jadi semua kita pelajari sendiri tanpa sekolah kusus balap,” terangnya
Pasca lulus SMA dirinya memfokuskan untuk di balap sehingga niat ingin kuliah di universitas dengan jurusan olahraga terpending hingga tiba waktu yang tepat. “Kalau ditanya kuliah, pengen banget kuliah sebenarnya. Ambil jurusan olahraga. Tapi untuk waktunya belum bisa mencocok-cocokan, apalagi Alhamdulillah sudah tanda tangan kontrak. Jadi fokuskan ke balapnya dulu,” pungkasnya.
Penulis : Ely