BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Dr Eno Suwarno telah menjajaki kuliah di tiga level. Walau di lembaga pendidikan yang sama (IPB), namun ketiganya memberi rasa yang berbeda. Strata 1 dia masuki tahun 1984 sampai 1989. Dia memberikan wejangan rahasia belajar sesuai pengalamannya.
“Karena saya berasal dari SMA Ciamis. Mungkin dikategorikan sekolah kampung,” kata Eno yang mengaku banyak mengalami keterkejutan, Karena dosennya hebat, dan standar penilannya berat.
Eno memperhatikan mereka yang sukses itu rajin belajar, sudah prepare mata pelajaran yang diajarkan dosen setiap semester. Ini merupakan salah satu rahasia belajar yang dimaksud. Sudah tahu sebelum orang lain tahu, sehingga mereka sudah lebih dulu paham dibanding teman-temannya.
“Apalagi waktu masanya kuliah, belum ada online. Sehingga, fotocopy-an kakak tingkat jadi sasaran. Untungnya, materi kuliah relatif tetap dari tahun ke tahun. Sehingga, pemahaman mereka sudah terisi walaupun baru 20%. Itu kunci utama utama,” katanya.
Sulitnya Strata 3
Lain lagi, cerita Eno saat S2 dan S3, pada universitas yang sama.
“Ternyata betul yang disampaikan kawan saya. Mas, kalau sudah S3 itu lebih berat (padahal proses perkuliahan sudah berjalan dan saya tidak merasakan sesuatu yang berat saat itu)… Eh iya mas, ini kan stratanya tertinggi, maka ujian dari Allah lebih tinggi,” kata Eno mengutip kata teman seangkatan S1 nya yang punya kesmpatan S2 Austraslia, dan S3 Inggris dan langsung mengabdi di fakultas kehutanan IPB ungkap Eno mengingat.
Setengah percaya setengah tidak, Eno pun menjaga diri. Ternyata di luar dugaan istrinya kecelakaan dan geger otak. “Untuk menyelesaikan satu kata saja susah, pecah konsentrasi dan psikis saya. Mungkiin inilah ujian itu,” cerita Eno kembali.
Saat genting itulah dosen pembimbingnya berkata, “Kalau orang beriman, jangan seperti Tuhan, jangan merasa kita bertanggungjawab terhadap seluruh hal, istri kamu bukan milik kamu,” katanya mengutip kata dosennya.
Awalnya Eno bingung dengan kata-kata itu, namun secara bertahap ia pun mengikuti saran itu dan ternyata ada progres.
“Nasehat ini berlaku umum, jika ada masalah, kita harus berserah diri, karena kita ciptaan Allah, dan itu pasti. Kelebihan orang beriman, yakin pada Allah. Saat saya S3, mau lulus mau tidak, saya berusaha saja, takdir pada Allah, dan ternyata dibukakan jalan oleh Allah. Saat selesai studi saya serasa di puncak gunung, dan ingin teriak merdeka. Karena beban yang berat sekali. Tanyalah yang pernah kuliah di IPB. Masuknya mudah, keluarnya sulit. Khususnya S3,” pungkas Eno yang kini tercatat sebagai dosen di Unilak Pekanbaru, yang mengabdi sejak tahun 2000. (bpc5)