BERTUAHPOS.COM, -Â Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus merosot. Pada perdangangan kemarin, rupiah berada pada level Rp12.295 per dolar AS.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), level tersebut mencerminkan pelemahan 19 poin dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Laju rupiah tampaknya tak terpengaruh oleh berbagai sentimen positif di dalam negeri. Rupiah dianggap belum cukup kuat mengimbangi kenaikan laju dolar.
Para pengamat memprediksi, hari ini, 4 Desember 2014, laju rupiah masih tetap tertekan. Rilis kenaikan chain store, redbook, construction spending, dan ISM New York Index memberikan sentimen positif pada dolar.
Pergerakan rupiah dalam beberapa bulan terakhir ini terlihat memprihatinkan. Sepanjang enam bulan terakhir, rupiah terus merosot.
Padahal, sebelumnya, banyak kalangan menilai rupiah akan menunjukkan tajinya setelah pergantian pemerintahan. Namun, sampai sekarang, rupiah makin terpuruk.
Berdasar data Jisdor, sehari sebelum pemilihan langsung Presiden dan Wakil Presiden, rupiah berada pada level Rp11.695 per dolar. Sehari setelahnya atau 10 Juli 2014, rupiah berhasil menguat 46 poin menjadi Rp11.549 per dolar.
Namun, pergerakan rupiah kembali melemah pada perdagangan berikutnya. Tanggal 18 Juli, nilai tukar rupiah terhadap dolar dipatok Rp11.706 atau menguat tiga poin dibanding perdagangan sehari sebelumnya, Rp11.709 per dolar.
Saat Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil realcount Pilpres 2014, pada 22 Juli, rupiah langsung terapresiasi. Kurs rupiah hari itu ditetapkan Rp11.531 per dolar. Dan kembali menguat jadi Rp11.498 di perdagangan hari berikutnya.
Sayangnya, memasuki Agustus, optimisme rupiah kembali merosot. Rupiah berada pada level Rp11.747 per dolar pada 4 Agustus. Rupiah kembali lemah pada 8 Agustus, dengan kurs Rp11.822.
Sepanjang Agustus, performa rupiah agak membaik. Khususnya, tanggal 21 Agustus, yang bertepatan dengan menangnya pasangan Jokowi-JK pada sidang gugatan sengketa Pilpres di MK. Hari itu, rupiah diperdagangkan Rp11.717 per dolar pada hari itu. Praktis, pada bulan tersebut pergerakan rupiah masih berada di atas level Rp11.700-an.
Tembus Rp12.000
Ketakberdayaan rupiah kepada dolar berlanjut saat masuk pertengahan September. Tanggal 18 September, rupiah menembus angka Rp12.030 per dolar.
Level Rp12.000 itu tak bertahan lama, memang. Pada perdagangan setelah 18 September, rupiah berhasil menguat pada level Rp11.900-an sepanjang pekan.
Namun, itu hanya sebentar. Rupiah kembali menyentuh level Rp12.007 pada penutupan 26 September. Tampaknya, rupiah terlihat betah berada di level Rp12.000-an.
Buktinya, hingga 17 Oktober, rupiah malah tergerus. Kurs hari itu ditetapkan Rp12.222 per dolar. Rupiah berhasil menguat saat pelantikan Presiden-Wakil Presiden 2014-2019.
Pada Senin, 20 Oktober itu, saat pelantikan Presiden terpilih, pasar mengapresiasi rupiah sehingga ditutup pada level Rp12.041. Hanya, penguatan rupiah tersebut tidak bertahan lama.
Memasuki November, rupiah sempat ditutup pada level Rp12.205 per dolar. Itu terjadi pada perdagangan tanggal 12 November. Selanjutnya, fluktuasi rupiah terus berada pada level Rp12.100-Rp12.200.
Terakhir, 3 Desember kemarin, rupiah menyentuh level Rp12.295 per dolar. Â
“Tampaknya masih sulit bagi rupiah bergerak positif jika laju dolarnya masih bergerak naik,” ujar Reza Priyambada, Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia.
Dia mewanti-wanti para investor. Sebab, perdagangan hari ini, diperkirakan rupiah berada pada kisaran Rp12.306-Rp12.290 (kurs tengah BI). (one/Viva)