BERTUAHPOS.COM, JAKARTAÂ -Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menerima tambahan modal dari pemerintah tahun ini. Jumlah yang disiapkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai Rp 74,9 triliun.
Lalu BUMN mana saja yang akan menerima tambahan modal tersebut? Menteri BUMN Rini Soemarno sudah menyampaikan daftar perusahaan pelat merah penerima PMN kepada DPR untuk dimintai restu.
BUMN-BUMN tersebut bergerak di sektor yang melayani hajat hidup orang banyak, yaitu mulai dari pangan, infrastruktur, maritim, kedirgantaraan, hingga pertahanan.
Kelompok BUMN penerima PMN yang bertugas meningkatkan kedaulatan pangan di antaranya adalah Perum Bulog, PT Pertani, PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Nusantara, Perum Perikanan Indonesia, PT Garam, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PT PNM.
Sementara BUMN pembangunan infrastruktur dan maritim yang menerima PMN adalah PT Angkasa Pura (AP) II, PT ASDP, PT Pelni, PT Djakarta Lloyd, PT Hutama Karya, Perum Perumnas, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Dok dan Perkapalan Surabaya, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Industri Kapal Indonesia, PT Pelindo IV, PT Kereta Api Indonesia (KAI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia.
Lalu kelompok BUMN pendukung industri kedirgantaraan yang mendapatkan PMN. BUMN itu adalah PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Kemudian pendukung industri pertahanan nasional yaitu PT Pindad, serta kelompok lainnya adalah PT Krakatau Steel Tbk, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), serta PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Ada BUMN yang mendapatkan PMN sangat besar, yaitu: SMI sebesar Rp 20,356 triliun atau jauh meningkat dibanding alokasi APBN 2014 sebesar Rp 2 triliun.
Selain itu, juga ada Perum Bulog Rp 3,15 triliun; Perum Perikanan Rp 3 triliun; AP II Rp 3 triliun; PT Hutama Karya (Persero) Rp 3,6 triliun; Bank Mandiri Rp 5,6 triliun; Waskita Karya Rp 3,5 triliun; dan Antam sebesar Rp 7 triliun.(ang/ang/DetikFinance)