BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp 2.000 per liter berimbas pada kenaikan laju inflasi langsung di Riau sebesar 1,24 persen. Jika ditambah dengan dampak tidak langsung terhadap inflasi dari kenaikan harga kebutuhan pokok yang mencapai 0,29 persen, maka dampak totalnya mencapai 1,53 persen.
Namun Bank Indonesia Perwakilan Riau memprediksi, ketidakstabilan inflasi saat ini akan kembali normal pada bulan Februari 2015 mendatang. Hal ini dikatakan Mahdi Muhammad, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Riau, Kamis (27/11/2014).
“Diperkirakan ketidakstabilan inflasi akibat kenaikan BBM paling lama tiga bulan. Ini berdasarkan pengalaman pada kenaikan BBM sebelumnya,” ujarnya.
Lebih lanjut Mahdi mengatakan, upaya pemerintah juga terus dilakukan untuk mengendalikan inflasi tersebut. Dari jangka pendek ada pengendalian di sisi liquiditas. Seperti yang telah dilakukan BI saat terjadi kenaikan BBM beberapa waktu lalu, yakni dengan menaikan suku bunga.
“Kalau untuk jangka panjang, karena faktor inflasi kita berada di sektor pangan, Bank Indonesia sudah berbicara pada pemerintah Provinsi Riau agar produksi pangan ditingkatkan,” jelasnya.
Sampai saat ini Riau masih defisit pangan sebesar 240 ribu ton. Dengan meningkatkan hasil produksi pangan sebesar 3.67 ton per hektar atau sebesar 20 persen, maka sudah bisa menahan laju inflasi.
“Tidak hanya itu saja, efek lain dari meningkatkan produksi pangan, juga bisa berdampak pada kestabilan harga yang terjaga serta pendapatan petanipun juga mengalami peningkatan. Sehingga imbasnya bisa juga meningkatkan kesejahteraan mereka,” jelasnya.
Dan itu semua dapat dilakukan dengan peningkatan infrakstruktur. Seperti pembuatan irigasi, teknolgi, dan hal lainnya yang terkait.(yogi)