BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Mengengah (UMKM), oleh bank umum di Riau tercatat mengalami penurunan sepanjang tahun 2015. Angka penurunan itu lebih terlihat jelas sejak semester I hingga semester II ditahun itu.
Kepala BI Kantor Perwakilan Riau, Ismet Inono menyebutkan, dari catatan BI, penyaluran kredit UMKM di Riau hanya sebesar Rp 19,88 triliun atau terkontraksi sebesar 0,74 persen dibanding periode sama ditahun sebelumnya. “Sejalan dengan hal itu, NPL atau kredit macet UMKM juga masih tercatat cukup tinggi, bahkan menyentuh angka 6,76 persen,” katanya, Rabu (23/03/2016).
Di tengah perlambatan ekonomi Riau ditahun 2015, kinerja perbankan di Riau diakui memang mengalami perlambatan. Hal itu terlihat jelas dari penurunan pertumbuha aset dan DPK. Triwulan IV tahun lalu aset perbankan di Riau tercatat hanya seberar Rp 82,91 triliun, atau mengalami kontraksi sebesar 4,49 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sementara untuk DPK sendiri tercatat sebesar Rp 62,93 triliun atau terkontraksi sebesar 3,12 persen.
Meski penyaluran kredit untuk UMKM di Riau mengalami penurunan, namun saluran kredit umum tetap menunjukan angka yang positif. Yakni mengalami peningkatan dari 7,86 persen ditriwulan ke III tahun 2015 menjadi 8,14 persen dengan nilai capaian sebesar Rp 57,45 triliun.
“Fungsi intermediasi bank umum di Riau ditriwulan terakhir tahun kemarin juga meningkat dibanding triwulan ke III-nya,” tambah Ismet.
Hal ini didorong oleh peningkatkan penyaluran kredit, sementara DPK sendiri ditriwulan itu justru mengalami penurunan. Di tengah melemahnya kinerja perbankan umum, kinerja bank sayariah ternyata mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada triwulan IV tahun 2015 kinerja bank syariah membaik dibanding triwulan sebelumnya. Kondisi ini tercermin dari meningkatnya aset, DPK dan pembiayaan.
BI mencatat aset perbankan syariah sebesar Rp 5,19 triliun atau meningkat sebesar 6,16 dibanding tahun lalu. Untuk DPK tercata sebesar Rp 3,87 triliun meningkat sebesar 10,90 persen, dan pembiayaan tercatat meningkat sebesar Rp 3,55 triliun atau sebesar 2,32 persen.
Penulis: Melba