BERTUAHPOS.COM, JAKARTA.  Sepanjang tahun berjalan  2015 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tampak loyo.  Per  16 Januari 2015, IHSG turun 0,78% ke level 5.148,38, bahkan secara year to date (ytd) telah merosot 1,50%.  Namun di tengah kondisi ini, sejumlah saham – saham second liner atau lapis kedua dan saham lapisan ketiga alias Third Liner mampu mencatatkan rekor gemilang.
Rekor tertinggi diraih saham PT Bank of India Tbk (BSWD)  dengan kenaikan 133,18% sepanjang tahun berjalan  ke level 2.565.  Kemudian diikuti PT BISI International Tbk (BISI)  dengan kenaikan 55%. Selanjutnya, PT Indonesian Paradise Property (INPP) naik 44,61%, PT Panasia Indo Resourses tbk (HDTX) naik 41%, PT pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) naik 40,85%, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) naik 30 % dan PT Jembo Cable  Regency Tbk (JECC) naik 25,53%.
Sementara saham-saham papan atas masih menunjukkan pergerakan lambat seiring dengan perlambatan IHSG. Â Saham Astra International Tbk (ASII) misalnya, secara year to date turun sebesar 1,68% ke level 7.300.
Analis Asjaya Indosurya Securitie William Suryawijaya mengatakan, terlalu dini jika menyebut saham secod liner maupun thind liner tersebut melejit. Pasalnya, pasar saham belum genap satu bulan mengarungi tahun 2015.
William bilang, meskipun saham-saham tersebut naik mencapai 100% secara tahun berjalan, namun jika tidak didukung dengan volume trasaksi yang besar  sama saja tidak menunjukkan perkembangan yang gemilang.  “Makanya perlu hati hati, jagan Cuma melihat kenaikan besar tanpa didukung dengan volume transaksi,†Kata William, Minggu (18/1).
Dia mengatakan, rekor saham-saham lapisan kedua dan ketiga tersebut hanya bersifat sementara dan  kemungkian besar akan cepat digeser oleh saham-saham papan atas.
Kendati demikian, dari beberapa saham tersebut  William masih merekomendasikan saham PT Bisi International Tbk (BISI). Sebab menurutnya, perkembangan bisnis BISI sebagai produsen benih sayur dan buah cukup bagus. Apalagi ditambah dengan volume transaksi BISI yang besar sehingga dalam jangka panjang prosfeknya  masih sangat cukup menjanjikan.
Hans Kwee, Direktur Investas Saran Mandiri mengatakan, saham–saham second liner menunjukkan kenaikan cukup signifikan lantaran saham-saham papan atas sudah sangat mahal melampaui harga fundamentalanya sehingga para pelaku pasar beralih ke saham-saham yang lebih murah.
Hans menjelaskan, para investor saat memasuki pasar saham biasanya akan memilih saham-saham blue chip yakni saham yang secara fundamental terbaik di sektornya dan memiliki likuiditas paling tinggi. Banyaknya investor yang masuk akan membuat harga saham tersebut naik bahkan melebihi harga fundamentalnya.
Saat kondisi seperti ini investor  akan mulai melirih saham lapis kedua yang harganya lebih murah. Hans bilang, saham lapis kedua juga akan mengalami kenaikan melebihi harga fundamentalnya sehingga investor akan mulai melirik sahma lapis tiga. “ Saham lapis tiga naik, investor akan kembali ke saham blue chip tadi. Jadi seperti itu siklusnya,†jelas Hans.
Menurut Hans, rekor yang diraih saham-saham lapisan kedua ini hanya bersifat sementara dan bisa dengan cepat digeser oleh saham –saham papan atas yang memiliki pundamental yang terbaik di sektornya. Ia bilang, BSWD kemungkinan naik karena India menurunkan suku bunga acuan. Sementara BISI mengalami kenaikan lantaran harga komoditas seperti jagung mengalami kenaikan di tengah musim hujan. “Namun kenaikan ini hanya berlangsung pendek,†tandasnya.
Dari beberapa saham yang meraih rekor tersebut, Hans lebih merekomedasikan PJAA. Menurutnya, PJAA akan terus berkembang karena bergerak di bidang hiburan yang masih diminati masyarakat. “Selain itu, mereka juga sangat berhati-hati sekali dalam mebangun wahan,†tambahnya.
Namun dari saham-saham second liner, Hans lebih merekomendasikan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Sebab emiten properti ini memiliki kinerja yang bagus terutama didukung oleh recurring income atau pendapatan berkelanjutan. Walaupun satu  hingga dua tahun ke depan sektor properti masih melambat namun PWOn masih akan berkembang karena recurring incomennya tinggi.
Hans merekomendasikan Buy untuk PWON dengan target 590- 600. Adapun William, selain merekomendasikan buy untuk PWON dengan target 700, juga merekomedasikan Buy untuk saham PT Lautan Luas (LTLS) dengan target 1.300.(Kontan)