BERTUAHPOS.COM, Suku bunga merupakan instrumen utama keuangan. Imbal hasil bisnis di luar sektor keuangan pada hakikatnya juga merujuk pada suku bunga. Bisnis pada lembaga keuangan, pendapatan, dan beban perusahaan terbesar diperoleh dari pendapatan atau beban bunga.
Pada lembaga yang menerapkan pola kerja sama [bagi hasil] pun secara implisit menjadikan suku bunga sebagai acuan.
Perubahan pada suku bunga akan berdampak panjang bagi perekonomian. Untuk pemahaman ini, Bank Sentral bekerja penuh mengatur suku bunga pada tingkat yang wajar.
Bebas Risiko
Acuan pertama adalah suku bunga bebas risiko [risk free rate/RF]. Kata bebas risiko merujuk pada kepastian kemampuan bayar, hanya dapat dilakukan lembaga yang sangat kuat, dalam hal ini pemerintah. Obligasi Republik Indonesia [ORI], Surat Utang Negara [SUN], atau Sertifikat Bank Indonesia [SBI] sering dirujuk sebagai RF. Suku bunga ini adalah yang terendah, dan investasi lainnya [misal obligasi swasta] haruslah memberikan imbal hasil yang lebih tinggi [risiko premium] dibanding RF. Jika tidak, obligasi itu akan bias [tidak rasional], tidak laku.
Dengan demikian, makin tinggi kupon/bunga dari ORI/SUN/SBI maka akan semakin memberatkan instrumen keuangan lainnya karena risiko premium makin tinggi. Beban bunga yang tinggi, pastilah akan memberatkan arus kas perusahaan dan selanjutnya memengaruhi [memperkecil] laba yang diperoleh. Arus kas yang sulit serta laba yang turun menjadi disinsentif bagi investor/entrepreneur untuk mengembangkan bisnis.(Investordaily)