BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Kenaikan tarif dasar listrik akan memberatkan biaya operasional hotel dan restoran sebesar 25-30 persen. Lonjakan ini berasal dari meningkatnya biaya pemakaian energi yang mencapai 20 persen dari total biaya operasional.
“Kenaikan ini terlalu cepat dan sangat memberatkan kami,” kata Jon A Masli, Direktur Hubungan Internasional Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia kepada Tempo, seusai diskusi pengusaha di Hotel Amos Jakarta, Jumat 6 Juni 2014. (Baca: Begini Skema Kenaikan Tarif Listrik 2013-2014)
Jon menyatakan, untuk mengantisipasi kenaikan ini, industri hospitalitas terpaksa menaikkan harga pelayanan kepada konsumen. “Nantinya harga makanan, minuman, dan harga kamar akan naik,” ujar Jon.
Jon memprediksi harga kamar akan naik hingga 15 persen. Solusi kenaikkan harga ini, menurut Jon, konsumen akan dikenakan surchage.
Tak hanya harga kamar hotel yang melambung, menurut Jon, harga panganan di restoran di Indonesia akan jauh lebih mahal dibandingkan di negara tetangga. Misalnya, harga buah impor lebih murah dibandingkan harga buah lokal. “Makanya apa-apa sekarang kita impor.”
Secara keuntungan kotor, kenaikan tarif dasar listrik akan mengakibatkan laba industri hotel dan restoran menurun sepuluh persen. “Kalau hitungan di luar pajak, dulu kami bisa untung 20-30 persen, sekarang paling banyak 20 persen.”
Meski begitu, Jon optimistis industri hotel dan restoran tidak akan sepi peminat. Industri ini masih dianggap sangat menguntungkan karena terkait dengan gaya hidup. “Semakin meningkat tingkat pendapatan seseorang maka akan semakin sering ia berlibur,” kata Jon.
Sebelumnya diberitakan, industri-3 akan dikenakan kenaikan tarif dasar listrik secara bertahap. Kenaikan rata-rata mencapai 11,57 persen setiap dua bulan. Dalam poin ini, pemerintah dapat memperoleh penghematan sebesar 4,78 triliun. (Baca: Tarif Listrik Industri Naik Bertahap Mulai 1 Mei)(Tempo)