PEKANBARU, BERTUAHPOS.COM – Diperlukan langkah percepatan penyatuan BPD Se – Indonesia dalam bentuk strategic holding (bukan financial holding) seperti yang telah diterapkan di Jerman melalui Sparkasse Bank yang merupakan semacam BPD di Indonesia. Demikian dikatakan Direktur Utama Bank Riau Kepri, selepas melakukan penugasan dari OJK yang didukung Kemendagri.
Dikatakan Direktur Utama Bank Riau Kepri ini, untuk menjadikan kekuatan perekonomian kerakyatan dan percepatan tumbuhnya ekonomi UMKM di Indonesia, sejalan dengan Program Transformasi BPD se Indonesia yang telah dicanangkan Presiden RI Joko Widodo tahun 2015 lalu, maka tidak ada jalan lain, perlunya langkah percepatan penyatuan BPD se Indonesia.
Lebih jauh DR Irvandi Gustari yang juga Ketua Bidang Strategic Asbanda menjelaskan, bahwa di Jerman dalam kaitan penugasannya dari OJK yang didukung oleh Kemendagri, Bank Indonesia dan Asbanda untuk percepatan impelementasi Transformasi BPD se Indonesia terkait mewujudkan sebagai Bank terbesar ke 4 di Indonesia dengan total asset sebesar Rp, 550 Triliun dibawah BRI, Mandiri dan BCA, tentunya dapat berperan strategis dalam peningkatan percepatan tumbuhnya ekonomi kerakyatan dan pro UMKM.
“BPD di Jerman tersebut adalah Sparkasse Bank dengan total asset sebesar Euro 1.145 Triliun atau setara dengan Rp. 18.320.000 Triliun , dan bila kita bandingkan dengan Anggaran Belanja – APBN Indonesia 2016 sebesar Rp. 2.100 Triliun. Artinya total asset Sparkasse Bank tersebut sekitar 9 kali dari APBN Indonesia,†sebutnya.
Menurutnya, penyatuan BPD di Jerman dan menjadi kekuatan yang sangat besar dalam penumbuhan UMKM yang saat ini jadi kekuatan perekonomian Jerman sebagai negara sosia demokrasi, dan memang patut dicontoh. Sparkasse Bank di Jerman, juga dimiliki oleh masing-masing pemerintahan kabupaten di Jerman, namun dalam secara strategi, tidak memiliki holding company dan hanya di bawah koordinasi asosiasi, dan hal ini patut dicontoh.
Namun, kata Irvandi, pola dari Sparkasse Bank ini, diatur dalam Undang-Undang tersendiri. Pada saat di Frankfurt , menurut Irvandi juga dilakukan kunjungan ke European Central Bank (ECB), dan oleh Jajaran Pimpinan ECB dipresentasikan tentang peran dan fungsi dar ECB terhadap kebijakan ekonomi makro dan mikro terhadap perekonomian Eropa secara menyeluruh. Termasuk juga dilakukan kunjungan kerja ke lembaga yang mengawasi seluruh Perbankan di Jerman atau semacam OJK di Indonesia dan kalau di Jerman nama lembaganya adalah Bafin.
Disinggung siapa saja yang menerima, Irvandi menyebutkan, pihaknya diterima oleh Asosiasi Bank Daerah di Jerman dan dijelaskan pula mengenai mekanisme peran dan fungsi Asosiasi Bank Daerah di Jerman. Yang menarik menurut Irvandi, yang membedakan dengan Indonesia adalah dimana di Jerman pengelolaan Bank Daerah diatur oleh Undang-Undang tersendiri dan Bank Daerah harus fokus kepada wilayah kerja masing-masing dan tidak boleh masuk kedaerah pasar Bank Daerah lainnya.
Sedangkan di Indonesia pengaturan tentang Bank Daerah, tidak ada Undang-Undang tersendiri dan bahkan peran Asosiasinya juga tidak sekuat dibandingkan dengan di Jerman dan juga di Indonesia tidak pengaturan bahwa Bank Daerah tidak boleh bersaing satu sama lainnya, sedang di Jerman karena untuk menjaga peran dan masing-masing Bank Daerah untuk kemajuan UMKM di wilayah masing=masing, maka secara Undang-Undang ada penegasan untuk tidak saling bersaing dan tidak boleh masuk ke wilayah kerja dari Bank Daerah lainnya.
“ Memang diperlukan suatu payung hukum dalam bentuk Undang-Undang seperti yang berlaku di Jerman, sehingga Bank Daerah bisa melakukan perannya dengan solid dan terarah, dan yang paling penting adalah pengaturan dari sinergisitas antar Bank Daerah, tanpa membentuk Financial Holding, dan cukup dengan pembentukan strategic holding saja,†ungkap Irvandi Gustari yang juga jebolan ITB.
Terkait Bank Riau Kepri, Ia menyebutkan, untuk Bank Riau Kepri tentu hasil kunjungan kerja ini sangat bermanfaat secara khusus bagi Bank Riau Kepri. Ia menyatakan, di salah satu kabupaten di wilayah Berlin yang sempat dikunjungi Irvandi pada salah satu Bank Daerah disana, banyak yang bisa dipelajari dan diterapkan pola pembiayaan UMKM di wilayah masing-masing dengan kualitas kredit yang bagus dan juga mengenai pola penghimpunan dana pihak ketiga dalam bentuk “Low Cost Fund†yang menghandalkan pola pelayanan prima yang didukung teknologi telah terbukti bahwa Bank Daerah di Jerman yang mereka sebut Sparkasse Bank telah meraih market share terbesar di Jerman yaitu 48%.
Ikut juga dalam penugasan Dirut BRK Irvandi tersebut ke Jerman adalah adalah Heru Cahyono Advisor Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan, Sukarela Batunanggar Head of Supervision Development and Crisis Management Department, Panca Hadi Suryatno Head of Regional Office 7 Southern Sumatra dan dari Kementerian Dalam Negeri RI – Direktorat Jendral Bina Keuangan Daerah : DR. Hari Nur Cahya Murni Direktur BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah dan Drs. Elvius Dailami, M.Si Direktur Fasilitasi Dana Perimbangan. Juga dari Bank Indonesia ikut serta adalah Teuku Munandar Assistant Director Department for Strategic Management and Governance dan Riny Savitry Assistant Director Department for UMKM Development . Sedangkan dari LPPI Rizal Djaafara Director for Research and Development.(lia)
Â