BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Awal pekan pertama September rupiah diperkirakan masih akan terdepresi. Kebijakan moneter AS semakin ketat kemungkinan akan semakin memperburuk keadaan. Ditambah lagi krisi Turki dan Argentina yang diyakini akan memberi pengaruh terhdap pergerakan rupiah terhdap dolar AS kali ini.
Ekonom ING Groep NV, Prakash Sakpalm menjabarkan keberadaab pembayaran eksternal Indonesia sangat lemah. Apalagi karena defisit akun berjalannya.Â
“Hal itu tidak jauh berbeda dengan kondisi 20 tahun lalu saat krisis terjadi di Asia dan kelayakan kredit eksternal rupiah yang terlalu lemah,†ungkapnya, seperti dilansir dari bisnis.com.
Penutupan perdangan pada Jumat 31 Agustus lalu, Â rupiah berada di posisi Rp14.710 per dolar AS merosot 30 poin atau 0,20% dari posisi penutupan sesi perdagangan hari sebelumnya.Â
Secara year-to-date (ytd) rupiah tercatat melemah 7,8%. Adapun, pada sesi yang sama rupiah sempat melemah ke posisi Rp14.750 per dolar AS, tercatat sebagai level terendah selama dua dekade. (bpc3)