BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kontrak PT. Chevron Pasifik Indonesia (CPI) di Blok Rokan berakhir tahun 2021 nanti. Itu artinya hanya beberapa tahun lagi. Meski sudah dianggap sumur tua, Blok Rokan masih primadona. Negara melalu BUMN ingin mengelola, Riau dengan BUMD juga ingin ambil bagian.
DPRD Riau mendesak kepada Pemprov Riau agar bisa ambil alih pengelolaan blok itu walau harus join dengan operator. Itu menurut  Sekretaris Komisi III DPRD Riau, Suhardiman Amby.
Kata dia, inilah kesempatan Riau untuk unjuk gigi. Pelung untuk menunjukan kemampuan daerah penghasil Migas besar juga bisa mengelola sumber daya alam sendiri.
Baca: Untuk Siapa Blok Rokan Setelah Kontrak Chevron Habis 2021?
“Soal ini, Riau banyak mendapat dukungan dan sudah waktunya negara harus memberikan kepada Riau, sebab selama berpuluh tahun ladang minyak terbesar di Asia Tenggara ini telah digarap oleh perusahaan asing,†katanya.
Lebih lanjut bertuahpos.com berkesempan berbincang dengan Suhardiman Amby soal Blok Rokan. Lalu, seberapa kuat alasan dan perjuangan DPRD Riau meminta agar Riau bisa mengelola blok Rokan?
Merwakili rakyat Riau, apa yang diinginkan oleh DPRD Riau, berikut petikan hasil wawancaranya:
BPC: Kontrak Chevron berakhir 2021. Apa keinginan DPRD Riau ketika kontrak ini berakhir?
Suhardiman: Kita minta, kita yang kelola sendiri. 72 tahun, kita mempersembahkan hasil bumi kita ini untuk negara kesayangan kita ini. Nah, di ujung-ujung ini, orang Riau yang mengelola lah.
Makanya, 2021 itu, kita minta Pak Presiden RI mengakhiri kontrak Chevron.
BPC: Apa keuntungan jika Riau yang kelola sendiri blok Rokan ini?
Suhardiman: Selama ini, yang dibagi itu adalah pendapatan kotor Chevron, dikurangi operasional. Itulah laba yang dibagi 15 persen untuk Riau.
Misalnya dapat 10, operasional 8, yang dibagi cuma 2. Bayangkan itu. Nah, kalau kita yang kelola sendiri, tentu dapat lebih banyak. Misalnya sekarang kita cuma dapat Rp3 triliun, kalau kelola sendiri kita bisa dapat Rp15 triliun.
BPC: Bagaimana dengan Sumber Daya Manusia (SDM) nya?
Suhardiman: Banyak alumni perminyakan putera daerah kita yang siap tempur. Nanti, akan ada join operation antara BUMD dengan pusat.
Iya, supaya tidak curiga pula Jakarta itu kepada Riau ni, biarlah join operation (pengelolaan bersama).
Nanti, BUMD RIAU dengan Pertamina yang akan mengelolannya
BPC: Bagaimana dengan potensi kenaikan jumlah produksi Migas setelah diambil alih nanti? Apakah bisa lebih produktif dari sekarang?
Suhardiman: Produksi Blok Rokan pernah mencapai 1 juta barel per hari, kemudian turun dan sekarang 200 ribu barel per hari. Nanti, kita bisa saja menaikkan produksi mencapai 400 ribu barel per hari, dengan teknologi dan mencari sumur baru. Ada alat yang terbaru, teknologi yang terbaru, bisa kita pakai untuk menggenjot produksi.
Makanya join operation antara BUMD kita dengan Pertamina. Tapi kita juga bisa join dengan Malaysia. Mereka juga oke. (bpc2)
Ikuti terus liputan khusus bertuahpos.com edisi akhir pekan