BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Soal beras, sama saja bicara ihwal hajat hidup orang banyak. Jika jumlahnya kurang, harga akan naik. Maka gejolak masyarakat tidak bisa dihindari.
Dalam catatan Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Riau, dalam setahun Riau membutuhkan 711 ribu ton per tahun. Ini angka yang tidak bisa ditawar. Jika kurang maka masalah akan muncul.
Menurut Kabid Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Riau, Asril Encik, disamping hasil pertanian lokal, suplai beras berasal dari provinsi tetangga. Seperti Sumbar, Jambi Palembang dan daerah lainnya.
“Kemudian stanby ketersediaan beras dari Bulog lah,” katanya saat dihubungi bertuahpos.com, Selasa 20 Maret 2018 di Pekanbaru.
Arsil Encik menyebut, saat ini Pemprov Riau masih menjadi kerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Drive Riau-Kepri untuk menjaga suplai beras. Namun demikian sebagian besar beras yang beredar di pasar itu memang lebih banyak keterlibatan kaum distributor.
Dia menambahkan, pemantauan terhadap ketersediaan beras di pasaran biasanya dilakukan dengan tinjauan langsung ke beberapa pihak distributor beras di Riau, terutama di Kota Pekanbaru sendiri.
711 ribu ton beras dalam setahun itu, Encik menambahkan, sejauh ini bisa ditutupi. Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Riau biasanya akan melakukan pertemuan intens, selain pertemuan rutin, untuk membahas soal kebutuhan pokok rumah tangga di Riau, termasuk ketersediaan beras.
“Sejauh ini, jikapun ada kendala, beras masih bisa ditangani,” sambungnya. “Biasanya, kendala yang dihadapi soal suplai saja. Kadang-kadang daerah penghasil beras tentu lebih dulu menutup pasar di daerah mereka masing-masing,” katanya. (bpc3)