BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Masyarakat Riau diminta bersabar untuk mendapatkan pertalite dengan harga murah. Pasalnya, jika pemerintah nekat menurunkan harga pertalite saat ini juga, jutru akan melanggar Perda.
Perda yang dimaksud adalah Perda Nomor 4 Tahun 2015, dimana dalam pasal 24 ayat 2 ditetapkan bahwa pajak pertalite adalah 10%. Jika pemerintah menurunkan pajak itu sekarang, maka pemerintah telah menyalahi aturan yang dibuatnya sendiri.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman saat ditemui di kantornya, Selasa (30/1/2018).
“Perda kita masih berbunyi bahwa pajak itu 10%. Kalau kita turunkan pajak itu sekarang untuk mendapatkan harga murah, justru kita melanggar Perda,” terang Noviwaldy Jusman.
Namun demikian, Noviwaldy mengatakan bahwa penungguan masyarakat tidak akan lama. Sebab, revisi pasal 24 ayat 2 Perda nomor 4 Tahun 2015 itu tidak memerlukan naskah akademik. Dengan demikian, begitu Pemprov Riau melayangkan surat pengajuan revisi, maka bisa langsung diproses oleh DPRD Riau.
“Tidak akan lama. Paling lama, 2 bulan dari surat pengajuan itu, revisi telah selesai kita lakukan. Saya juga sudah berkomunikasi dengan pak Sekda Riau (Ahmad Hijazi), dan beliau mengatakan bahwa surat pengajuan revisi itu segera mereka layangkan,” pungkasnya.
Baca:Â Revisi Perda Pajak Pertalite Tunggu Surat Pengajuan Pemprov Riau
Dalam revisi nanti, lanjut Noviwaldy, pasal 24 ayat 2 yang sebelumnya berbunyi bahwa pajak bahan bakar pertalite ditetapkan 10%, akan dirubah redaksionalnya menjadi stingginya 10%. Dengan demikian, pajak pertalite bisa saja ditetapkan 7% atau bahkan 5% melalui Peraturan Gubernur (Pergub).
*Tidak Pengaruhi PAD Riau*
Noviwaldy Jusman meyakini bahwa penurunan pajak pertalite ini tidak akan mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Riau.Â
Sebaliknya, Noviwaldy optimis PAD akan terdongkrak karena penurunan pajak pertalite ini.
“Tidak, tidak akan menurunkan PAD. Justru saya optimis kalau penurunan pajak ini menaikkan PAD,” kata dia.
“Kalau harganya murah, pasti banyak yang beli kan? Mungkin saja permintaan jadi jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya. Kalau banyak yang beli, pemasukan banyak, dan akhirnya juga menambah PAD,” tutupnya. (bpc2)