BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Dari sekian banyak jajanan legendaris, manisan buah aking ternyata masih mendapat tempat di hati masyarakat Pekanbaru.
Salah seorang penjual manisan buah aking, sebut Koko, dia biasa mangkal di Jalan Riau, persisnya di depan Hotel Jaya Mulia. “Sudah sejak tahun 2000-an, saya jualan. Sempat berhenti sekitar 4 tahun, sekarang jualan lagi,” tuturnya kepada Bertuahpos.com, Jumat, 14 Oktober 2022.
Koko, awalnya jualan di depan podok gurih di Jalan Sudirman, tahun 2017 berhenti. Selain karena kebutuhan, ia berjualan kembali karena banyak langganan yang memintanya.
Manisan buah aking memiliki kelebihan tersendiri, terutama dari citarasa khas yang berbeda dari penjual manisan lain, ia tidak menggunakan sari manis dalam pembuatannya, melainkan 100% gula asli.
Hal ini tentu membuat peminatnya dari berbagai kalangan. Ia tak mau membuat pelanggannya kecewa, kualitas lah yang tetap jadi nomor 1.
“Yang saya jual ini pakai gula asli, tidak pakai sari manis itu, jadi aman di tenggorokan, mulai dari anak anak sampai orang dewasa suka. Juga ada testernya, ini sama dengan yang saya bungkus, saya tidak mau pelanggan saya kecewa,” ucapnya.
Pria asal medan ini mengaku skil pembuatan manisan ini didapat secara otodidak. “Awalnya coba coba belajar, kita rubah sendiri gimana yang enak. Kurang gula kurang apa, pelanggan juga yang kasih masukkan gimana ‘ko ini kurang ini kurang,” tambahnya.
Ia menjajakan mulai dari manisan jambu kristal, salak, mangga, pepaya, kedondong mini. Dan yang paling best seller ialah manisan jambu dan manga. Untuk harga per bungkusnya mulai dari Rp.15.000 untuk berat ¼ kg, dan Rp. 30.000 untuk berat ½ kg dan sudah mendapatkan bumbu rujaknya.
Buka dari jam 9 hingga jam 5 sore, koko biasanya mendapat omset sekitar Rp. 900.000 per harinya.***[Ayu]