BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Industri Kecil Menengah (IKM) di Riau masih belum sanggup bersaing karena banyaknya regulasi, seolah membelenggu IKM sehingga sulit untuk berkembang dalam daya saing.Â
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Riau, Asrizal mengakui hal demikian sebagai satu dari sekian banyak masalah yang saat ini menghambat pertumbuhan IKM lokal.Â
“Masalah ini bisa dilihat secara jelas dari transaksi perdagangan. Padahal sektor industri di Riau 28 persen dari total PDRB ditopang oleh industri pengolahan. Tapi belum bisa bersaing secara baik,” ungkapnya kepada bertuahpos.com, Rabu, 19 Desember 2018 di Pekanbaru.Â
Dia mencontohkan di salah satu startup, dimana sebagian besar barang-barang IKM yang dijual merupakan produksi dari luar negeri. Ini menandakan bahwa produk IKM lokal masih kalah bersaing. Melihat kenyataan ini, ujar dia, ada ketidaksiapan IKM Riau yang tidak siap berkompetisi secara global.Â
“Pertama secara kualitas produk kita belum mencukupi banyaknya permintaan,” katanya.Â
Kedua, dari sisi kualitas, IKM di Riau masih kalah untuk masuk dalam pasar global. Dan ketiga, banyaknya regulasi sehingga membuat IKM memilih melakukan usaha hanya sekedarnya saja. Misalnya untuk mengurus Izin Produk Rumah Tangga (IPRT), selanjutnya mengurus sertifikasi halal dalam hal ini ditangani oleh Kemenag, lalu izin edar produk ke BPOM dan lebel produk (merek) harus diurus ke Kemenkumham.
“Ini PR kami. Bagaimana kami sebagai pemerintah bisa memfasilitasi IKM. Jadi untuk mengurus semua hal seperti ini tidak lagi menjadi beban bagi mereka. Setidaknya ini bisa membantu mereka dari sisi biaya,” kata Asrizal. (bpc3)