BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Anjloknya harga karet di bursa Tokyo Commudity Exchange (Tocom) untuk sementara belum mengganggu harga karet lokal. Kabid Promosi dan Pengolahan Hasil Perkebunan (PPHP) Disbun Riau, Ferry HC menyebutkan, turunnya harga karet di Tokyo sedikit banyak pasti ada pengaruhnya terhadap petani lokal, namun diprediksi belum berimbat terlalu besar.
“Pengaruhnya pasti ada. karena harga SOB itu memang ujungnya ke sana. Tapi sekarang belum ada efek pada harga karet di Riau,” ujarnya, Selasa (13/01/2015).
Dia menyebutkan biasanya jika harga tersebut terus melemah dalam jangka waktu sebulan, barulah terlihat penutunan harga di dalam lokal. Namun dia mengakui bahwa para petani karet Riau sudah cukup lama mengalami penjualan diharga yang cukup rendah.
“Karet tidak sama dengan sawit yang 24 harus di jual. Tapi memang petani karet kita memang sudah cukup lama mengalami harga dibawah yang biasa mereka terima,” tambahnya.
Pada semester kedua 2014 harga karet masih bertahan diharga Rp 27 ribu hingga Rp 30 ribu/kilo, untuk kadar karet kering dengan kisaran 45 persen sampai 60 persen. Sedangkan diawal tahun petani karet hanya menerima hasil penjualan mereka di harga Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu perkilonya.
Harga karet pada perdagangan Selasa (13/01/2015) pagi memang anjlok, setelah libur satu hari. Harga karet di bursa Tocom Rubber Future Contract untuk kontrak Juni 2015, Seperti dikutip Bloomberg, saat dibuka naik 0,05% ke 206,6 yen/kg. (melba)