BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Presiden Jokowi menyalahkan perekonomian dunia yang lesu sebagai penyebab rendahnya harga karet alam.
Dikatakan Jokowi, pertumbuhan ekonomi dunia yang lesu juga berakibat ke negara penyerap karet alam Indonesia. Sehingga, permintaan karet alam turun yang menyebabkan harganya juga ikut turun.
Baca:Â Harga Global Berkisar Rp20 Ribu, Karet Petani Riau Hanya Dihargai Rp6 Ribu
“Jadi masalahnya adalah ekonomi dunia yang lesu,” kata Jokowi, dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu 9 Maret 2019.
Disisi lain, lanjut Jokowi, produksi karet alam Indonesia justru naik. Hal ini membuat pasokan karet alam berlebih sehingga semakin menekan harganya di pasaran.
“Tapi, pemerintah sudah melakukan tindakan dengan menekan produksi. Selain itu, negara juga menyerap karet rakyat, sehingga harganya bisa dikendalikan,” pungkas Jokowi.
Sementara itu, produksi karet alam di Riau sendiri mencapai 374 ribu ton, menurut catatan tahun 2015.
Menurut data dari BPS Riau, produksi karet alam Riau pada tahun 2009 mencapai 403 ribu ton. Jumlah ini terus menyusut pada tahun 2011 yang mencapai 335 ribu ton.
Kemudian, pada tahun 2013, produksi karet alam Riau menyentuh angka 354 ribu ton, dan data terakhir 2015 mencapai 374 ribu ton.
Daerah penghasil karet alam terbesar di Riau adalah Kabupaten Kuantan Singingi, dengan produksi mencapai 85 ribu ton per tahun 2015. Disusul Kampar dengan produksi 74 ribu ton, Rokan Hulu 57 ribu ton, serta Indragiri Hulu 43 ribu ton.
Sementara itu, produksi karet alam Indonesia menurut catatan tahun 2018 adalah sebesar 3,76 juta ton. Pada tahun 2019, produksi karet ditargetkan naik menjadi 3,81 juta ton. (bpc2)