BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Selain mengalami kemerosotan tingkat hunian (occupancy), tutupnya empat hotel di Kota Bertuah juga implikasi dari kebijakan Pemprov Riau yang mengharuskan iven jangan dilaksanakan di hotel berbintang.
Dipaparkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Riau, Ondi Sukmara kepada bertuahpos.com, Selasa (30/09/2014), pemprov menghimbau setiap acara, peserta yang ikut bisa menginap di Wisma Atlet atau Rusunawa.
“Lihat saja akibatnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang terpakai baru 40 persen dan inikan tidak benar,” ujarnya, Selasa (30/09/2014).
Ondi berharap, setelah adanya pemerintahan yang baru jangan lagi ada diskriminasi dalam dunia perhotelan. Semua hotel harus terbagi secara adil dan merata dalam institusi pemerintahan, karena bayar pajaknya sama-sama 10 persen untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kalau ada yang ngatur, pasti bisa dan tidak akan ada yang gulung tikar, hal ini harus dilakukan untuk untuk kepentingan bersama bukan sebagian saja,” ujarnya
Ditambahkan lagi, tingkat hunian hotel di Pekanbaru selama ini dominan dipengaruhi kegiatan pemerintah. Tamu luar biasanya hanya dimiliki hotel bintang empat yang memang telah memiliki tamu tetap, jadi akan ada persaingan harga diantara hotel bintang dua dan tiga untuk mendapatkan tamu hotel.
Tingkat hunian hotel pada triwulan ketiga ini mencapai 67 persen, pada akhir pekan bisa mencapai 70 persen. Angka ini bisa terus anjlok karena menjelang akhir tahun jarang ada kegiatan pemerintahan.
Padahal ini penunjang operasional hotel-hotel bintang dua dan tiga. Karena mereka memerlukan biaya yang cukup besar untuk operasional seperti biaya listrik, gaji karyawan, fasilitas hotel dan lainnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, empat hotel di Pekanbaru gulung tikar. Ke empat hotel tersebut yakni Hotel Asean, Hotel Gemini, Hotel Taskurun dan Hotel Bunda. (yogi)