BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Plt Gubri Wan Thamrin Hasyim Curhat soal RTRW ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam pertemuan Rakor monitoring dan evaluasi soal rencana aksi program pemberantasan korupsi di Gedung Daerah, Jalan Diponegoro Pekanbaru, 13 Maret 2018. “Ihwal RTRW ini, Pak, sakitnya tu disini,” ujarnya sambil memegang dada.Â
Wan yang ketika itu memimpin pertemuan antara Pemprov Riau dengan tim Korsupga KPK itu berkata bahwa masalah RTRW Riau seperti dianaktirikan jika dibanding daerah lain di Indonesia. Sebab Riau satu-satunya daerah yang diminta untuk melengkapi KLHS sebagai kelengkapan RTRW.Â
“Why not? Ada apa dengan ini. Sementara daerah lain tidak begitu. Mereka (daerah lain) diberikan dulu RTRW-nya kemudian baru disuruh melengkapi KLHS-nya. Saya tidak tahu persis apakah memang begitu aturannya. Kalau memang begitu, KLHS Riau juga sudah siap,” sambung Wan Thamrin Hasyim.Â
Tahun 2014 lalu Riau sudah berharap dengan kehadiran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bisa menyerahkan RTRW sebagai kado ulang tahun Riau ke 57. Namun sayangnya harapan itu tidak terealisasiÂ
Sebelum Wan Thamrin Hasyim Curhat, Kepala Bappeda Riau, Rahmad Rahim juga mengeluhkan masalah sama. RTRW Riau sampai hari ini masih terkendala soal KLHS.Â
Secara prinsip RTRW itu sudah ada karena sudah disahkan DPRD Riau. Masalah KLHS ini harus di lengkapi oleh Riau. Perkembangan terakhir KLHS memang sebagai dokumen pendukung. “Kami mohon fasilitasi KPK untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya.Â
Rahmad Rahim menyebut, setiap kali ada pertemuan dengan KLHK, selalu meminta agar Pemprov Riau sesegera mungkin untuk menyempurnakan. Tapi, kata dia, Pemprov Riau tidak diberi kejelasan bagian mana yang harus dilengkapi.Â
“Karena RTRW ada banyak investasi yang tertunda. Masalah KLHS tidak berujung. Kami minta bantuan dari KPK untuk masalah ini. Perlu duduk bersama dan dikaji lagi. Riau satu satunya provinsi yang disuruh lengkapi KLHS sebelum RTRW disetujui,” sambungnya.Â
Korwil Sumatra II Supga KPK Adlinsyah Malik Nasution mengatakan KPK siap membantu untuk mengkomunikasikan masalah ini dengan pemerintah pusat. “Tapi memang dalam konsep teknis perizinan memang harus hati-hati. Kalau memang ada hal yang strategis, libatkan saja KPK. Terutama untuk masalah perizinan di kawasan hutan,” katanya. (bpc3)