BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU -Â Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau menyesalkan sistim penetapan harga TBS yang selama ini ditepkan di Dinas Perkebunan Riau bersama Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki). Pasalnya, Gapki tidak pernah mempertimbangkan harga rendemen dura dari masyarakat.
Demikian hal itu dikatakan Ketua DPW Apkasindo Riau Gulat Manarung, kepada
bertuahpos.com, Rabu (16/04/2014). Gulat menilai, harusnya tim penetapan harga harus memperhatikan jenis buah sawit yang ada. Jenis buah sawit itu ada dua jenis yang umum yaitu durah dan tenera.
Â
Sekitar 80 persen sawit yang dihasilkan masyarakat Riau itu buahnya berjenis Dura. Rendemen minyak sawit yang dihasilkan itu hanya sekitar 16 sampai 18 persen. Tapi tim tidak pernah pernah mempertimbangkan hal ini. Tim hanya menetapkan harga berdasarkan jenis hasil rendemen minyak tertinggi pada varietas 22-24 persen yang rata-rata dihasilkan dari perusahaan.
Â
“Artinya, rendemen yang ditetapkan itu cukup tinggi. Untuk mengimbangi rendahnya rendemen Dura yang banyak ditanam masyarakat tentu diturunkan PKS harganya. Mana ada perusahaan yang mau rugi kalau rendemennya rendah, sehingga dikonfersi kepada harga tbs yang Tenera supaya berimbang nilai jual,” paparnya.
Gulat meminta, agar tim penetapan harga tidak lagi menetapkan harga pada buah yang berjenis Tenera. Tim diminta aga tidak menghitung hasil Tenera saja, tatapi juga harus menghitung keuntungan dari cangkang buah sawit dan tandan kosongnya.
“Selama ini hal itu tidak pernah dipertimbangkan. Cangkang dan tankosnya kemana Anda buat, Tolong dimasukkan ke dalam faktor-faktor penemtuan harga TBS,” tegasnya. (syawal)