BERTUAHPOS.COM, Jakarta : Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah orang miskin Indonesia meningkat pada September 2013 dibandingkan periode 6 bulan yang lalu. Jumlah penduduk miskin tercatat mencapai 28,55 juta orang yang tersebar di kawasan perkotaan sebanyak 10,63 juta orang dan pedesaan 17,92 juta orang.
“Sedikit kenaikan dibandingkan Maret 28,07 juta orang, terdiri perkotaan 10,33 juta perdesaan 17,74 juta,” kata Kepala BPS Suryamin, di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (2/12/2013).
Temuan BPS menemukan setidaknya terdapat empat penyebab utama bertambahnya penduduk miskin Indonesia hanya dalam kurun waktu satu semester tersebut.
Suryamin menjelaskan, penyebab pertama meningkatnya orang miskin di Indonesia adalah inflasi yang tinggi akibat dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada Juni 2013. Kenaikan BBM tersebut pada akhirnya membuat harga bahan pokok mengalami kenaikan harga.
“Faktor mempengaruhi penduduk miskin karena inflasi cukup tinggi 5,02% karena kenaikan harga BBM,” ungkapnya.
Selama periode Maret-September 2013, BPS juga melaporkan rata-rata harga beras sedikit mengalami peningkatan dari Rp 10.748 per Kilogram (Kg) pada Maret 2013 menjadu Rp 10.969 di September 2013.
Faktor pemicu ketiga adalah harga eceran beberapa komoditas kebutuhan bahan pokok mengalami kenaikan cukup signifikan. Harga ayam ras, telur ayam ras dan cabai merah masing-masing naik 21,8%, 8,2%, dan 15,1%.
“Harga bahan kebutuhan pokok naik cukup tinggi 17,59%,” ungkap Suryamin.
Terakhir, bertambahan penduduk miskin di tanah air dipicu oleh tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2013 yang mencapai 6,25%. Angka ini meningkat dibandingkan posisi Februari sebesar 5,92% dan Agustus 2012 sebesar 6,14%.
Menurut Suryamin, meningkatnya orang miskin di Indonesia pada September 2013 masih lebih rendah ketimbang kenaikan orang miskin dalam periode 2005-2006 yaitu dari 35,10 juta menjadi 39,30 juta.
Selain komoditas makanan, faktor penambah angka penduduk miskin di Indonesia juga berasal dari komoditi bukan makanan diantaranya biaya perumahan, listrik, pendidikan dan bensin.(Pew/Shd/liputan6.com)