BERTUAHPOS.COM, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) boleh saja berhasil menepis potensi gagal bayar utang dengan menaikkan batas pinjaman dan dibukanya kembali pemerintahan, namun ada harga yang harus dibayar selama 16 hari vakumnya pemerintahan.
Selama dua pekan lebih pemerintahan AS tutup, diperkirakan kerugian ekonomi yang diderita mencapai US$ 24 miliar (Rp 240 triliun) berdasarkan analisis Standard & Poor’s.
Alhasil, lembaga pemeringkat itu memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS jadi hanya 2,4% di triwulan IV-2013, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 3% sebelum ditutupnya pemerintahan.
“Jika dibandingkan ukuran ekonomi AS, (kerugian) ini kecil. Tapi karena terjadi serentak, cepat, tiba-tiba, tak direncanakan, maka ada imbasnya. Kita bisa bertahan, tapi imbasnya cukup menyakitkan,” kata Beth Ann Bovino, Kepala Ekonomi S&P dikutip CNN, Kamis (17/10/2013).
Ratusan ribu pekerja federal yang dirumahkan selama government shutdown mulai dipanggil kembali setelah Kongres AS setuju usulan Senat untuk membuka sementara pemerintahan AS sampai 15 Januari tahun depan.
Para karyawan swasta juga akan kembali bekerja setelah proyek-proyek pemerintah berjalan kembali. Taman, museum dan monumen nasional juga akan dibuka kembali untuk umum, begitu juga pusat layanan kesehatan publik.
Meski para PNS AS akan kembali mendapat gaji, tidak demikian dengan karyawan swasta. Pemerintah baru bisa membayar proyek-proyeknya yang dikerjakan swasta setelah 15 Januari 2014.
“Itu akan membuat banyak orang lebih berhati-hati, terutama para pekerja federal dan para kontraktor swasta yang bekerja untuk pemerintah,” jelasnya.(detik.com)