BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Dari Sabang sampai Merauke Sejak dahulu Indonesia sudah memiliki berbagai macam seni dan pertunjukkan tradisional dengan ciri khas daerah masing-masing.
Kini kesenian tersebut telah menjamur seiring perpindahan penduduk dari satu provinsi ke provinsi lain. “Salah satu contohnya kesenian dari tanah Jawa, Jaran Kepang atau biasa disebut Kuda Lumping,” kata Tono yang biasa di sapa Pakde Tono.
Pakde Tono merupakan salah seorang dari banyaknya pelaku seni di Pekanbaru. Dia mendirikan sebuah Paguyuban Kuda Lumping sejak tahun 2015 lalu bersama 2 rekannya.
Paguyuban ini bernama Joyo Putro Kesumo (JPK) di baliknya memiliki makna yang jika diartikan menjadi Jaya Anak Kelahiran Sumatera.
Sesuai namanya paguyuban ini berada di Pulau Sumatera, tepatnya beralamat di Jalan Umban Sari Atas, Rumbai Pekanbaru.
“Kalau dijabarkan joyo yang berarti jaya, putro berarti putra atau anak, kesumo yang artinya kelahiran sumotro dalam bahasa Jawa,” ungkap beliau kepada Bertuahpos.com, pada Sabtu, 22 Oktober 2022.
Pendirian paguyuban ini berawal dari kecintaannya terhadap kesenian kuda lumping dengan tujuan melestarikannya dan sebagai bentuk kepedulian terhadap budaya luhur serta mempererat persaudaraan.
Dia menjelaskan, tujuan utama didirikan paguyuban ini untuk melestarikan budaya khususnya kuda lumping sebagai bentuk kepedulian terhadap budaya luhur, mencari seduluran maksudnya berawal dari sini bisa menambah dan mempererat persaudaraan.
Tono berharap dengan adanya paguyuban ini, bisa mengarahkan generasi muda agar melakukan kegiatan yang positif di masa sekarang dan akan datang dengan banyaknya pengaruh buruk dari luar seperti narkoba yang bisa merusak generasi bangsa.
“Lanang salah satu penari mengatakan paguyuban seni seperti ini sangat membantu dalam penyaluran hobinya, juga memperbanyak relasi persaudaraan,” ujarnya.***[Ayu]