BERTUAHPOS.COM — Rusia bersedia mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan. Namun hal tersebut bukan tanpa syarat.
Rusia menyatakan siap mendukung upaya pemerintah Taliban untuk mendapatkan pengakuan internasional jika Kabul memenuhi komitmennya terhadap hak asasi manusia (HAM) dan inklusivitas etnopolitik.
Berbicara kepada harian Moskow RBK, Zamir Kabulov menjelaskan apa saja yang dibutuhkan Taliban jika ingin diakui sebagai otoritas yang sah di Kabul, sebagaimana dilansir dari okezone.com.
“Komunitas global memiliki daftar tuntutan. Pertama-tama, inklusivitas etnopolitik pemerintah (Taliban). Ada perwakilan dari etnis lain di pemerintahan, tetapi semuanya adalah anggota Taliban. Kedua, kami berharap Taliban menghormati hak asasi manusia. Untuk memulainya, kita berbicara tentang hak perempuan untuk bekerja serta hak-hak sipil lainnya,” kata Kabulov.
Diplomat itu menambahkan bahwa Moskow tidak mencoba memaksakan ide-ide Rusia di Kabul, karena Afghanistan memiliki tradisi budaya dan agamanya sendiri, tetapi menyarankan kepemimpinan Taliban untuk mempelajari praktik negara-negara Muslim lainnya.
“Syarat untuk secara resmi mengakui otoritas Afghanistan baru akan matang setelah kemajuan signifikan dibuat dalam masalah ini,” terangnya.
Pejabat Rusia itu juga mencatat bahwa, baru minggu lalu, 135 anak meninggal di Afghanistan. Dia percaya bahwa situasi nyata di negara itu bahkan lebih buruk daripada apa yang dilaporkan oleh PBB.
“Jika Taliban ingin tetap berkuasa, mereka harus menciptakan kondisi normal bagi sebagian besar warga, yang tidak mungkin terjadi tanpa bantuan kemanusiaan dan ekonomi internasional,” kata Kabulov.
Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat (AS) dan sekutunya ikut bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan Afghanistan. Barat telah memblokir aset keuangan Kabul dan telah memotong sistem perbankan negara itu dari SWIFT.
Langkah terakhir itu mencegah organisasi internasional memberikan dukungan keuangan ke Afghanistan. Utusan itu juga mengkritik tuntutan AS untuk mendenasionalisasikan Bank Sentral Afghanistan, mengklaim itu akan mempermalukan Kabul.
“Amerika tampaknya lupa bahwa mereka telah kalah perang dan bukan sebaliknya. Jadi, bukan terserah mereka untuk mendikte persyaratan kapitulasi,” kata Kabulov.
Taliban, yang dinyatakan sebagai organisasi teroris yang dilarang di Rusia, merebut kekuasaan di Afghanistan pada Agustus 2021, menyusul evakuasi yang terburu-buru dari militer AS. Dengan perginya pasukan Amerika, Taliban dengan cepat menggulingkan rezim yang didukung AS di Kabul, dengan sebagian besar kota Afghanistan menyerah kepada Taliban tanpa perlawanan. (bpc2)