BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga pakar kehutanan Prof. Bambang Hero Saharjo mengungkapkan ada banyak cerita yang datang dari masyarakat di daerah di Sumatera, terkait dampak positif yang dirasakan seiring dengan pembangunan sistem dalam hal penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indonesia.
“Upaya pengendalian dan penanganan karhutla yang selama ini dibangun dengan melibatkan langsung masyarakat, perlahan saat ini telah membuahkan hasil. Ada banyak cerita menarik yang didapat di beberapa daerah di Sumatera, terhadap apa yang sudah mereka lakukan agar di daerah mereka tidak terjadi Karhutla,” tuturnya dalam Dialog Bernas Pengelolaan Lahan Gambut Wilayah Sumatera yang dilaksanakan oleh BRGM secara virtual, pada Jumat, 6 Agustus 2021.
Dia mengungkapkan, terlepas adapun yang sudah dilakukan masyarakat terkait hal ini, Prof Bambang menyatakan salut, sebab faktanya perekonomian masyarakat terbukti bisa bangkit tanpa harus membakar lahan.
Justru, kata dia, di beberapa daerah yang masyarakat sudah sadar akan bahaya karhutla, merasa sangat rugi jika di daerah mereka terbakar. Pola seperti ini, menurutnya telah terbukti ampuh untuk menekan angka kasus karhutla di Tanah Air. Masyarakat sejauh ini telah menjadi pejuang, untuk memperjuangkan wilayahnya agar selalu bebas dari lalapan api.
“Di beberapa daerah di Sumatera, saya salut. ekonomi mereka terbangun tanpa membakar. Justru membakar itu merugikan mereka,” tuturnya.
Profesor Bambang mendorong, kelompok – kelompok masyarakat seperti ini lah yang seharusnya mendapat dukungan fasilitas dari pihak – pihak lain, dalam upaya pencegahan dan penanganan Karhutla.
Menurutnya, dalam upaya penanganan daerah – daerah yang rawan Karhutla tidak cukup hanya dengan komitmen serta dukungan sistem penanganan yang ada. Faktor yang paling penting adalah, apakah semua itu dieksekusi atau tidak, menjadi inti dari semua persoalan yang ada.
“Ketika kita berhadapan dengan karhutla 99% ulah manusia. jangan disebut itu bencana, karena tak bisa diproses secara hukum,” tuturnya dalam Dialog Bernas Pengelolaan Lahan Gambut Wilayah Sumatera yang dilaksanakan oleh BRGM secara virtual, pada Jumat, 6 Agustus 2021.
Dia mengatakan hal pertama dalam upaya penanganan Karhutla yang sering terjadi di daerah adalah upaya pencegahan. “Ini yang sering kita dengan komat – kamit, sedangkan yang kita butuhkan adalah komitmen semua pihak. Padahal sistem sudah dibangun setengah mati,” tuturnya.
“Sedangkan yang punya pasukan itu, ya warga desa yang keberadaan mereka dekat dengan sumber titik api. Oleh sebab itu, apa yang sudah dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan juga perlu diapresiasi, baik secara moril maupun materi,” sebutny. (bpc2)