BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pola perdagangan beras di Provinsi Riau tidak jauh berbeda dengan komoditi lainnya, dan pola ini juga masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kepala BPS Provinsi Riau Misparuddin menjelaskan, distribusi perdagangan komoditi beras untuk di Riau disuplai dari daerah produsen mengingat sejauh ini Riau masih belum mampu memenuhi kebutuhan beras masyarakat secara mandiri.
“Dari hasil survei yang kami lakukan bahwa distribusi perdagangan komoditas beras dari luar provinsi hingga ke konsumen akhir di Provinsi Riau, masih melibatkan sejumlah pelaku perdagangan yaitu distributor, pedagang grosir, pedagang pengepul, agen ke swalayan/supermarket dan pedagang eceran, barulah tiba di tangan masyarakat,” sebutnya.
Jika melihat dari pola tersebut, distribusi komoditi besar di Riau melalui proses yang panjang. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga. Sementara itu, pelaku perdagangan yang terlibat dalam pola utama terdiri dari pedagang grosir dan pedagang eceran.
Dia menambahkan, pola utama distribusi perdagangan beras tahun 2020 memiliki jumlah rantai dan pelaku perdagangan yang sama seperti pola utama tahun 2019, dengan kenaikan harga sebesar 2,83%.
Dirincikan pula, pola utama untuk perdagangan komoditi ini selama 2020 antara lain; produsen ke pedagang grosir (harga naik 7,00%). Lalu pedagang grosir ke pedagang eceran (naik 13,06%), dari pedagang eceran ke konsumen/masyarakat (naik 20,97%).
Jika dilihat secara grafik pola perdagangan beras yang diuraikan BPS, pada tahun 2020 mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2019, yakni; produsen ke pedagang grosir (harga naik 7,72%). Lalu pedagang grosir ke pedagang eceran (naik 9,67%), dari pedagang eceran ke konsumen/masyarakat (naik 18,14%).
“Hasil survei Poldis ini menunjukkan bahwa pola distribusi perdagangan komoditas beras adalah 20,97%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kenaikan harga beras dari produsen sampai ke konsumen akhir berdasarkan pola utamanya adalah sebesar 20,97%,” tuturnya. (bpc2)