BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau, Ondi Sukmara mengeluhkan pertumbuhan hotel di Pekanbaru yang dinilai kacau balau. Hal itu pula yang menyebabkan okupansi atau tingkat hunian tidak mengembirakan.Â
Baca:Â Pemko Pekanbaru Harus Bertanggungjawab Atas Kekacauan Bisnis Hotel di Pekanbaru
Sehingga dianggap Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru hanya mengedepankan pemasukan kas daerah. Tanpa mempertimbangkan nasib perhotelan yang terancam tutup.
Ketika dikonfirmasi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMPSP) Pekanbaru, M Jamil menampik anggapan itu. “Kalau kota menerima investor, menguntungkan Pekanbaru seperti hotel, mal, dan segala macamnya apa harus kita tolak? Tidak kan,†ujar Jamil, Rabu (29/03/2017).
Selain itu Jamil sebut pemilik modal yang berbisnis hotel di Pekanbaru tentu ada pertimbangan ekonominya. Tidak mungkin investor mau rugi, sebab modal yang dibutuhkan besar. “Tidak mungkin mereka masuk tanpa ada kajian,†jelas Jamil.
Baca:Â Pengamat: Hotel-Hotel di Pekanbaru Perang
Jamil menilai semakin banyak hotel malah semakin bagus. “Kita mau bangun Pekanbaru. Mereka (hotel) masuk semakin banyak, semakin bagus. Jadi ada perbedaan persepsi, saya tidak tahu dari sisi mananya. Tetapi kita menerima masukan,†ujarnya.
Jamil menilai ada ketidaksamaan pandangan pihak PHRI. “Sepertinya ada perbedaan persepsi. Karena beberapa hotel saya tanya, masih masuk sisi ekonominya, okupansi beberapa hotel juga bagus. Kalau PHRI melihat dari sisi lain Mungkin, tetapi sekarang tidak ada masalah,†katanya.Â
Seperti yang diberitakan sebelumnya PHRI mengkritik Pemko Pekanbaru yang dinilai `gampang’ keluarkan izin perhotelan. Padahal kondisi saat ini okupansi hotel masih di bawah 60%.
Baca:Â Ketua PHRI Riau Sarankan Pekanbaru Stop Izin Pendirian Hotel Baru, Ini Alasannya
Setidaknya hingga saat ini tercatat sebanyak 47 hotel bintang satu sampai. Belum lagi ditambah dengan jumlah 75 usaha penginapan kategori wisma melati.
Penulis: Riki Ariyanto