BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Terputusnya beberapa akses jalan di Sumatera Barat dan Kampar, mengakibatkan pasokan beberapa sayuran yang berasal dari Sumatera Barat menjadi tersendat. Seperti yang terlihat di Pasar Induk Terminal, Sabtu (4/3/2017) dini hari, sayuran yang masuk seharusnya pukul 20.00 WIB baru tiba di Pasar Induk Terminal pukul 00.00 WIB. Selain terlambatnya pasokan sayuran, jumlah sayuran yang masuk pun terhitung jauh lebih sedikit dari biasanya.
Sedikitnya sayur-mayur yang mayoritas berasal dari Sumatera Barat ini, mengakibatkan banyak pedagang sayur yang saling berebut agar bisa mendapatkan sayur tersebut. Bahkan tidak jarang terjadi saling dorong antar pedagang. Terutama ketika mobil pengangkut sayur memasuki kawasan Pasar Induk Terminal Pekanbaru. Tidak jarang ada pedagang yang harus kecewa tidak mendapat sayuran yang mereka inginkan.
Hal ini kebanyakan menimpa pedagang perempuan yang kalah cepat dan gesit dengan pedagang pria. Seperti yang dialami oleh Mariati (44), dia mengatakan kekecewaannya tidak mendapat sayuran yang biasanya akan dijualnya kembali esok paginya. “Kecewa ya, sudah nunggu sampai pagi gini tapi pas datang truknya, saya gak kebagian,†ujarnya.
Selain itu, perempuan berdarah batak ini juga mengatakan kekecewaaanya kepada para toke sayur. “Kalau barang yang datang sedikit, seharusnya toke bisa membaginya rata ke sesama pedagang lainnya. Jangan main lepas gitu aja, siapa cepat dia dapat,†tutur Mariati.
Seperti yang diketahui, pasokan sayur-mayur yang ada di Kota Pekanbaru, ialah sayuran yang berasal dari perkebunan Provinsi Sumatera Barat. Dengan terputusnya jalur transportasi, mengakibatkan mobil pembawa sayur untuk melakukan jalan putar melalui Kuantan Singingi. Ini tentunya akan lebih menambah jarak tempuh. Hal ini juga menjadi keluhan pedagang. Dengan terlambatnya sayuran tersebut masuk ke Pasar Induk Terminal, akan membuat pedagang susah untuk menjualnya kembali. Karena untuk batas waktu penjualan di Pasar Induk Terminal hanya dibatasi hingga pukul tujuh pagi.
“Kalau makin terlambat, makin mepet juga waktu kami untuk menjualnya kembali. Pengalaman jika terlambat, gak akan terjual sebelum pukul tujuh pagi. Ya kalau tidak terjual kami pasti rugi, karena sayuran ini sifatnyakan mudah layu,†tutur Mariati.
Penulis: Teguh Asrin