BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Tanjak Melayu Riau semakin populer karena menjadi ciri khas kedaerahan yang kental dengan kemelayuannya.
Tanjak Melayu Riau kini tidak hanya digandrungi oleh kaum tua, tapi juga sering dikenakan oleh generasi milenial terutama saat acara – acara resmi pemerintahan.
Tanjak memiliki jenis-jenis tersendiri. Jenis-jenis tanjak juga memiliki nilai filosofinya sendiri dan pastinya berbeda dari segi harga.
Yusmaneli, Owner Rumah Tanjak Melayu Riau mengungkapkan harga satuan tanjak sangat ditentukan oleh bahan kain pembuatannya.
“Rata-rata kalau untuk tanjak yang biasa harganya masih puluhan ribu. Kalau yang paling mahal itu harga Rp200.000 sampai Rp250.000 untuk satu Tanjak Melayu Riau,” katanya, Rabu, 9 November 2022.
Dia menyebut, tanjak dengan harga termahal ini terbuat dari kain songket tenun khas Riau. Untuk harga rata-rata harga tanjak berkisar Rp45.000 hingga Rp50.000.
Sedangkan untuk tanjak yang terbuat dari songket Riau harganya Rp90.000 hingga Rp100.000. Namun, jika tanjak terbuat dari kain tenun khas Riau harganya bisa sampai Rp200.000 hingga Rp250.000.
“Kalau harga murah itu bahannya dari songket Palembang. Untuk harga menengah terbuat dari songket Riau. Kalau yang mahal itu dari kain tenun khas Riau,” tuturnya.
Jenis-Jenis Tanjak Melayu Riau dan Makna Filosofinya:
Tanjak Dendam Tak Sudah.
Jenis tanjak ini bermakna seseorang bekerja keras demi melindungi anaknya. Bentuk di atasnya tidak dijahit, melambai-lambai di balik bentuk tanjak ini memiliki makna kasih sayang.
Tanjak Elang Menyongsong Angin.
Jenis tanjak ini memiliki makna kedudukan seorang raja yang menghadang musuh, melambangakan kebijaksanaan dan kecermatan. Bentuk di atasnya seperti elang yang sedang memainkan angin.
Tanjak Pial Ayam.
Bentuk tanjak ini yang disederhanakan dari tanjak Elang Menyongsong Angin. Tanjak ini memiliki makna keberanian.
Tanjak Elang Patah Sayap.
Jenis tanjak ini memiliki makna kesatria. Di bagian atasnya seperti kepak sayap elang yang patah akibat perkelahian. Maknaya memiliki sifat pemimpin seperti halnya seperti halnya elang yang harus terbang menyongsong badai.***