BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Minimnya akses literasi masyarakat petani sawit di daerah, menjadi salah satu penyebab belum bberkembangnya pemberdayaan terhadap limbah sawit. Sehingga para petani sawit cuma mengandalkan hasil panen tandan buah segar (TBS) sebagai penopang ekonomi.
Padahal, sawit tidak cuma bicara soal buah dan CPO, limbah sawit sejak lama telah menjadi sarana untuk menciptakan ekonomi alternatif para petani sawit mengingat limbah sawit memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Aspekpir Riau Setiyono dalam seminar Kemenkeu Satu: Sinergi dan Kolaborasi Mewujudkan Pemberdayaan UKMK Berkelanjutan, di halaman Kanwil DJPb Riau, Pekanbaru, Selasa, 23 Agustus 2022.
“Ada banyak produk yang bisa dihasilkan dari limbah sawit. Limbah pelepah, lidi, tankos, dan lain-lain. Semua itu memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Hanya saja, para petani sawit perlu dorongan lebih masif untuk bisa memanfaatkan potensi ini dalam rangka menopang ekonomi mereka,” katanya.
Dia menambahkan, dari 3,3 juta luas kebun kelapa sawit, pemanfaatan turunannya masih sangat jauh dari kata maksimal. Tercatat 67.107 kepala keluarga (KK) pekebun yang tergabung di Aspekpir dengan luas sawit plasma 134.214 hektar dalam 3.167 kelembagaan kelompok tani.
“Setiap panen petani akan membuang 2 pelepah sawit. Jika dalam 1 hektar kebun sawit ada 120 batang, maka sudah ada 480 pelepah dengan 3.360 kilogram per hektare,” tuturnya.
Dengan demikian, dari 3,3 juta hektar kebun sawit di Riau maka bisa menghasilkan 11.356800 ton pelepah sawit. “Sekarang, tinggal kita pikirkan bagaimana pemanfaatan pelepah sawit ini bisa maksimal,” tuturnya.
“Kalau seluruh asosiasi bekerja sama, maka akan sektor limbah sawit ini akan menjadi ekonomi baru. Seperti lidi sapu, kerajinan dari bahan baku lidi sapu, dan lain-lain. Juga bisa untuk pakan ternak, hingga pupuk,” tuturnya.
“Setelah dilinya diambil, pelepahnya diolah jadi pakan ternak. Sedangkan limbah kotoran dari ternak bisa dimanfaatkan untuk pupuk organik.”
Selain itu, kata dia, hasil limbah sawit juga bisa jadi bahan baku biogas untuk mengurangi ketergantungan terhadap LPG. Hanya saja untuk pemasaran memang harus dilakukan secara bersama-sama. “Saya sudah mencoba ini untuk kebutuhan memasak di rumah,” sebutnya.***