BERTUAHPOS.COM, Pekanbaru – Negri bumi lancang adalah salah satu provinsi terkaya di Indonesia dengan mengandalkan hasil dari minyak bumi dan gas. Tapi itu dulu. Sekarang pemerintah provinsi Riau dan masyarakatnya tidak bisa membusungkan dada lagi sebagai negri terkaya. Pasalnya SDA Riau sudah jauh menurun dan perlu diwaspadai.
Asisten II setdaprov Riau, Emrizal Pakis saat ditemui bertuahpos.com, kamis, (16/01/13) kemarin mengatakan, hal itu merupakan tantangan pembangunan ekonomi provinsi Riau. Tiga kekuatan utama Sumber Daya Alam (SDA) Riau yang perlu menjadi perhatian bersama, yaitu migas, pertanian (perkebunan) dan perkayuan menghadapi konstrain.
Kalau dulu dikatakan Riau ini kaya dengan minyak buminya, sekarang perlu di waspadai, sebab menurunnya produksi minyak bumi dari tahun 1992 sebesar 823.674 barel per hari, bahkan pernah mencapai 1juta berel produksi Riau dari minyak bumi. Tetapi hari ini, bahkan sejak mulai tahun 2011 produksi minyak Riau sudah menurun jauh menjadi 383.697 barel perhari. “Itu artinya terjadi penurunan produksi minyak hari ini. oleh karena itu, jangan lagi membesarkan dada untuk menyatakan bahwa Riau adalah daerah yang kaya dengan minyak,” jelas Emrizal.
Diterangkan Emrizal, dalam pendekatan 3.800an barel ini masih bisa dikatan kuat. Tetapi hari ini nasional ingin memproduksi 800.000 barel secara nasional, lebih kurang 400.000 barel berasal dari Riau. Hampir 50% produksi nasional minyak bumi masih didatangkan dari Riau. “Yang perlu diingat lagi jangan hanya itunya, tapi dari 823.674 barel per hari turun ke 383.697 barel perhari harus menjadi kewaspadaan bagi kita semua,” tegas Emrizal.
Selain dari minyak bumi yang perlu diwaspadai adalah faktor produksi (lahan/tanah) untuk pengembangan subsektor perkebunan dan kehutanan (perkayuan) sudah berada pada batas maksimal. Dan hal penting lainnya adalah kualitas sumberdaya manusia Riau, masih terbatas pada kehlian dan keterampilan.(Syawal)
Â