BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU- Kendati PDIP diperkirakan menjuarai perolehan suara pada pemilu legislatif 9 April 2014 lalu. Namun Jokowi Effect yang sempat didengungkan ternyata tidak berpengaruh besar terhadap perolehan suara partai merah tersebut di Riau. Hal ini disampaikan pengamat politik Riau, Peri Pirmansyah kepada
bertuahpos.com, Kamis (17/04/2014).
bertuahpos.com, Kamis (17/04/2014).
Â
“Jokowi effect tidak begitu terasa pada masyarakat, sehingga belum mampu untuk mendongkrak suara PDIP di wilayah Riau,” sebutnya.
Â
Menurut Dosen Tata Negara UIN Suska Riau ini, faktor lain dikarenakan culture masyarakat di Riau yang kebanyakan terdiri dari masyarakat pedesaan.
Â
“PDIP yang berideologi Nasionalis tidak begitu dipahami masyarakat, makanya tidak berpengaruh pada perolehan suara legislatif. Lain cerita bila di wilayah sebagian besar merupakan perkotaan,” jelasnya.
Â
Selain itu yang melekat pada ingatan masyarakat Riau bahwa Jokowi merupakan Gubernur Jakarta. Bukan Calon Presiden yang diusung dari Partai yang merupakan oposisi partai penguasa. Perhatian penduduk Riau turut terbagi dengan partai yang berbasis Islam.
Â
“Jadi bila ditarik benang merahnya, saat PDIP yang notabene partai Nasionalis membawa nama Jokowi maka sulit menjual ke masyarakat yang mayoritas pemeluk Islam. Beda halnya bila partai yang diusung berlebel Islam, seperti PPP, PKS, maupun PKB maka cepat mendapat simpati masyarakat,” sebutnya.
Â
Yang terakhir mengapa PDIP tidak begitu jumawa di Riau disebabkan faktor Golkar yang telah lama berkuasa 32 tahun di Negeri Lancang Kuning.
Â
“Seperti besi yang berkarat, seperti apapun dibersihkan tetap masih akan melekat,” sambungnya. Golkar yang pada masa lalu banyak diisi oleh orang-orang yang merupakan tokoh maupun panutan masyarakat Riau. “Makanya Golkar masih berpeluang raih suara lebih tinggi dari PDIP di Riau,” tutupnya. (riki)
Â