BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Permasalahan gas elpiji masih saja terjadi di Pekanbaru, mulai dari masalah distribusi hingga adanya permainan oknum yang melakukan pengurangan isi gas elpiji, terlebih lagi gas bersubsidi 3 Kg.
Terkait hal tersebut, Sales Executive LPG V Pertamina Riau, Mahfud Nadyo, kepada bertuahpos.com mengklaim bahwa gas yang dipasarkan ke masyarakat tersebut sudah sesuai dengan standar yang berlaku di Pertamina.
“Pada dasarnya apa yang telah kita keluarkan dari SPBE adalah kondisi yang layak edar sesuai dengan kuantiti dan kualitinya,†katanya, Rabu (23/12/2015).
Masalah adanya kelebihan maupun kekurangan isi dari gas elpiji yang diterima oleh masyarakat, lanjutnya, perlu diklarifikasi mengenai tata cara melihat ukuran gas elpiji.
“Karena sering kali kita dapatkan ukuran dilihat dari ketika memasang gas ke regulator, di regulator tersebut ada meteran. Meteran ini adalah pengukur tekanan bukan untuk pengukur berat,†lanjut Mahud.
Di keadaan tertentu, terang Mahfud, tekanan gas tersebut sangat bergantung kepada cuaca, sehingga tekanan tersebut bisa saja rendah maupun kuat. “Jadi itu bukan menjadi patokan isi dari gas elpiji,†ulasnya.
Disinggung mengenai adanya permainan yang biasa dilakukan oleh oknum pemasok gas yang melakukan pengurangan gas, sampai saat ini dirinya belum menerima adanya hal tersebut. Baik di Pekanbaru, maupun daerah di Riau lainnya.
“Kita belum dapat laporan, tapi jika ada kita akan melihat kesalahannya seberapa besar, jika memang ada yang melanggar, kita akan ambil tindakan tegas,†tutupnya.
Razak, seorang warga di kecamatan Tangkerang Ujung mengatakan, bahwa beberapa kali gas elpiji yang dibelinya tidak lagi bertahan lama. Kurang dari 1 minggu gas elpiji 3 kilogram yang biasa dia gunakan sudah habis. Dia melihat sistem dagang yang dilakukan oleh penjual gas sudah tidak bisa ditoleransi.
“Seharusnya Disperindag Riau mengawasi itu. Masyarakat kecewa, sebab kebijakan agar masyarakat beralih menggunakan gas elpiji 3 kilogram dari masyarakat juga karena desakan pemerintah,” katanya.
Sementara itu, menanggapi permasalah elpiji tersebut DPRD Riau turut menanggapi hal tersebut. “Kita beberapa kali turun untuk memantau hal tersebut, tidak hanya masalah volume melainkan juga pendistribusian. Pemerintah harus tegas dalam mengatasi hal ini,” kata Ketua Komisi B DPRD Riau Marwan Yohanis.
Jika memang ada ketemu para pelaku usaha dan pedagang yang melakukan pengurangan tabung gas elpiji tersebut, pemerintah seharusnya bisa menindak secara tegas mereka yang telah merugikan masyarakat tersebut.
“Jangan ragu menegakkan kebenaran, kalau memang salah katakan salah, jangan sampai ketika salah mereka diberi keringanan atau ampunan,” lanjutnya. (iqbal)
Â