BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Setelah sebelumnya Provinsi Riau mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi terhadap indeks harga konsumen, sepanjang bulan September 2015, Riau justru mengalami deflasi atau penurunan permintaan masyarakat.
Â
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau mencatat, bahwa bencana kabut asap ikut andil menyumbang inflasi di Riau, yakni sebesar 0,38 persen, dengan indeks harga konsumen  121,56.
Â
3 kota di Provinsi Riau bahkan sama-sama mengalami deflasi. Kota Pekanbaru menyumbang deflasi sebesar 0,40 persen, Tembilahan 0,83 persen dan Dumai sebesar 0,23 persen.
Â
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, Mawardi Arsyad, menjelaskan wajar saja jika bencana kabut asap membuat daya beli masyarakat menurun, sebab permintaan masyarakat justru menurun. “Sebenarnya, kabut asap salah satu faktor penyebab saja,” katanya, kepada bertuahpos.com (01/10/2015).
Â
Faktor lain yang juga menjadi penyebab deflasi adalah harga barang yang belakangan cenderung menurun. Minat masyarakat untuk melakukan transportasi udara menurun signifikan, harga pertamax menurun.
Â
Sarana trasportasi udara ternyata penyumbang cukup tinggi terjadinya penurunan. Masyarakat di Kota Pekanbaru sebagian besar lebih memilih melakukan perjalanan jalur darat ketimbang menggunakan transportasi udara.
Â
“Dalam sehari itu untuk di Riau ada 70 kali penerbangan. Selama kabut asap dalam seminggu proses penerbangan di bandara SSK II hanya berlangsung sekitar 30 persen,” katanya.
Â
Sementara dari sektor sembako, komunitas yang memberi andil dalam deflasi kali ini adalah cabe merah, daging ayam ras, bawang merah, ayam, minyak goreng, kangkung, bayam, kentang, dan beberapa jenis sembako lainnya. (Melba)