BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Wali Kota Pekanbaru Furdaus MT kembali menuai kritikan dari sejumlah pengamat komunikasi politik di Riau. Upaya Pemko Pekanbaru untuk mengingatkan para wajib pajak untuk menunaikan kewajibannya melalui iklan atau X-banner di berbagai tempat umum, dinilai skuatu tindakan yang tidak dewasa.
Iklan taat pajak dalam bentuk X-banner itu terpajang hampir disetiap hotel, restoran dan cafe di Pekanbaru. Hal yang dinilai ganjil adalah Firdaus MT tidak didampingi wakilnya Ayat Cahyadi dalam iklan tersebut.
“Harusnya, kalau ini menjadi kebijakan pemerintah, Firdaus tidak main tunggal,” ungkap Political Communication Jupendri, kamis (02/04/2015).
Menurut Dekan Fakultas Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) ini menilai secara etika, yang dipilih masyarakat adalah walikota dan wakil walikota Pekanbaru, sebagai kepala daerah. Oleh sebab itu kebijakan yang ada adalah kebijakan kepala daerah, bukan kebijakan satu orang.
Secara politik, Firdaus dianggap telah melanggar etika. Harusnya kebijakan yang dikeluarkan adalah kebijakan bersama. Kalau kemudian Firdaus MT hanya menonjolkan ketokohannya sendiri, lagi-lagi inilah bentuk ketidakdewasaan pemimpin.
Juperndri menyebutkan, dalam kontek duania perpolitikan wajar saja kalau masyarakat mengangkap bahwa Walikota Pekanbaru ini ‘mencuri start’. “Pertanyaannya kenapa harkus meninggalkan Pak Ayat. Kalau memang ini adalah kebijakan bersama,” sambungnya.
Dia melihak, Bahwa Firdaus MT masih menganggap masyarakat kota Pekanbaru belum cerdas pendidikan politiknya. Sehingga dikira akan serta merta masayarakat menerima, bahwa Walikotalah sendiri yang berperan dalam pembangun.
“Mereka itu kepala daerah. Bukan Walikota saja. Tapi ada wakil walikota juga yang ikut berperan. Setiap kebijakan harus bersama. Berikanlah contoh kedewasaan politik kepada masyarakat. Kalau seperti ini kondisinya, dia tidak memberikan contoh kedewasaan itu kepada masyarakat,” ujar Juperndri. (melba)