BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Sosok tokoh budayawan melayu Tengku Nasruddin (Tennas) Effendi memiliki kesan tersendiri bagi Septina Primawati Rusli. Bahkan ia merasakan sosok dari Tenas tersebut tidak terganti oleh orang lain.
Â
“Kenangan yang tidak terlupakan bagi saya adalah ketika bersama Bapak berlebaran di rumah beliau disuguhkan roti canai dan diminta suap-suapan di depan beliau. Kebetulan hanya kami berdua saja yang ada saat itu, dan itu merupakan kenangan buat saya,” kenangnya, Sabtu (29/02/2015).
Â
Septina juga menilai bahwa Tenas merupakan sosok seorang yang berkepribadian yang sangat konsen dalam kehidupan melayu. Dan tentunya, Â sosok Tenas tidak tergantikan.
Â
“Saya secara pribadi sangat merasa kehilangan beliau dan juga kehilangan sosok yang dijadikan panutan bagi saya,” ujar Septina, Sabtu, (29/2/2015).
Â
Begitu juga yang dirasakan Bupati Indragiri Hilir (Inhil), HM Wardan. Ia juga mengaku sangat kehilangan tokoh visioner RIau ini.Â
Â
“Saya pribadi, keluarga dan masyarakat Inhil berbelasungkawa atas berpulang ke rahmatullah tentunya diiringi doa. Beliau sosok yang visioner, memiliki pemikiran jauh kedepan. Bagi saya tempat untuk bertanya mencari pendapat, tunjuk ajar menghadapi berbagai persoalan,” sebutnya.
Â
Terlebih lagi saat Wardan menjabat sebagai pengurus LAM. “Beliau memiliki pemikiran yang terutama membangun Provinsi Riau. Saya dua periode pengurus LAM sebelum menjadi bupati. Beliau bukan lagi sebagai atasan, sudah seperti orang tua sendiri. Kadang saya ditelpon memberikan nasehat, saya sangat kehilangan,” kenangnya.
Â
Jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) jalan Amal tak jauh dari kediaman.‬ Selain itu almarhum akan dishalatkan ba’da Zuhur di Masjid Al Fajri, yang tepat berada di belakang rumahnya.‬
Â
Tenas Effendy lahir di Kuala Panduk, Pelalawan, 9 November 1936 dikenal sebagai budayawan dan sastrawan Riau. Sedikitnya terdapat 65 buku yang telah dihasilkan dan yang populer hingga saat ini adalah Bukut Tunjuk Ajar Melayu (Butir Butir Melayu Riau).
Â
Sebagai seorang sastrawan, almarhum banyak membuat makalah, baik untuk simposium, lokakarya, diskusi, maupun seminar, yang berhubungan dengan Melayu, seperti Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan, sampai Madagaskar. (iqbal/riki)