BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Tak ada yang tersisa, seluruh rumah di Desa Pulau Rambai, Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar itu tenggelam, dengan menenggelamkan lebih kurang 330 kepala keluarga dan 1.500 jiwa lebih.
Malam pertama musibah itu berlangsung, Siti, sang suami, mertua serta kedua anaknya, Sara dan Usman Ali terkurung di atas langit-langit rumah. Selasa malam 10 Februari 2016 itu, dengan diterangi cahaya lampu teplok.
Mereka sekeluarga melahap nasi dingin yang sempat dimasak sejak pagi. “Malam itu kami tidak bisa tidur. Lantai langit-langit sudah lapuk. Si Sara hampir saja jatuh karena lantainya patah,” ujarnya.
Keesokan harinya, karena khawatir dengan kondisi keluarga, Siti dan kedua anaknya dijemput dengan speedboat oleh TNI yang bertugas melakukan evakuasi di desa itu. “Mertua saya tidak mau ikut. Dia takut naik perahu. Akhirnya, suami dan mertua tetap tinggal di rumah,” sambungnya.
Desa Pulau Rambai adalah salah satu desa terparah saat musibah banjir yang terjadi setahun silam melanda Kabupaten Kampar. Secara georafis desa yang terletak di Kecamatan Kampar Utara itu berada di wilayah dataran rendah. Bentuknya seperti pulau, dengan di kelilingi sungai.
Tidak ada satupun jembatan untuk masyarakat nyeberang ke desa itu. Satu-satunya akses, harus menggunakan rakit atau naik sampan pribadi.
Ketika musibah itu terjadi, sebuah sarana transaportasi umum untuk masyarakat biasa menyeberang terpaksa harus berlabuh. Bentuknya seperti rakit yang ditarik dengan tali. Mengingat kondisi arus sangat deras, sehingga tidak ada operator yang berani mengoperasikan rakit itu
Kata Juni, seorang warga di desa itu, saat hari pertama ketinggian air dan lajunya arus luar biasa. Bahkan menenggelamkan atap dan merusak beberapa rumah. Didampingi satu komandan regu dari TNI, bertuahpos.com melihat kondisi rumah yang rusak itu.
Tiang penyangga kaca jendela patah dan bagian atasnya, kaca jendela itu hilang terseret arus. “Ada beberapa rumah memang yang mengalami kerusakan akibat ditejang arus deras,” katanya.
Di hari pertama, proses evakuasi warga sangat jauh dari kata layak. Puluhan TNI yang diturunkan ke lokasi, hanya dibekali satu buah speedboat. Sementara warga yang akan dievakuasi sebanyak 1.000 kepala lebih. Sebab itu pula masih banyak warga yang terkurung di rumahnya masing-masing. (Bersambung).
Penulis: Melba Ferry Fadly