BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Di Provinsi Riau ada 2 daerah yang saat ini difokuskan untuk penanganan stunting (anak dengan masalah tinggi badan). Kedua daerah itu Rohul dan Kampar. Kedua daerah ini sudah dilakukan intervensi untuk penanganan masalah tersebut. Hal ini juga sejalan dengan intruksi yang dikeluarkan oleh Kemenkes.
Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan, masalah kesehatan anak termasuk stunting dianggap persoalan urgen harus diselesaikan, setidaknya soal gizi anak harus menjadi perhatian. “Kami sudah meminta kepada Diskes Provinsi Riau untuk memperhatikan masalah ini,” sebutnya.
Dia menambahkan, tidak hanya soal stunting, masalah pelayanan kesehatan di Riau hingga saat ini diakuinya juga masih banyak dikeluhkan masyarakat. Termasuklah soal gizi buruk, angka kematian ibu dan angka kematian anak yang juga perlu dilakukan penanganan serius.
Tahun ini Kementerian Kesehatan memfokuskan 2 daerah di Provinsi Riau untuk penanganan stunting. Kedua daerah itu yakni Kampar dan Rohul. Sedangkan Rohul merupakan daerah dengan penanganan stunting lanjutan dari 2018 lalu.Â
Masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi kurang dalam waktu yang lama, pada kedua daerah tersebut sudah ditentukan langsung oleh Kemenkes.Â
Untuk diketahui, stunting pada umumnya terjadi pada seseorang karena asupan makan yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh badan. Sehingga berefek pada tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia.
“Lokusnya (Lokasi Khusus) sudah langsung ditetapkan pusat. Kedua daerah ini dipilih berdasarkan keputusan dari Depkesnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, di Pekanbaru, Senin, 18 Maret 2019.
Tahun lalu, dijelaskannya, ada 100 kabupaten/kota di Indonesia yang dilakukan fokus penanganan stunting. Sementara untuk tahun ini jumlahnya bertambah menjadi 160 kabupaten/kota.Â
“Nah, dari 60 kabupaten/kota itu tambahannya untuk Riau, yakni Kabupaten Kampar,” sambungnya.
Langkah intervensi untuk penanganan stunting ini memang setiap tahun ada, dengan tujuan untuk menekan kasus stunting di masyarakat. Dana untuk intervensi ini dikucurkan dari pusat melalui APBD untuk dibelikan makanan khusus kepada ibu hamil, agar anak yang dilahirkan tidak mengalami masalah stunting.
“Kalau tahun lalu memang makanan-makanan itu langsung droping dari pusat. Tapi tahun ini ada penambahan khusus untuk lokasi stunting,” kata Mimi.
Tahun ini, untuk penanganan masalah stunting di Kampar dan Rohul dikucurkan dana dari pusat sebesar Rp 5 miliar. Dana ini akan difokuskan untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT). (bpc3)