BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU- Menjelang Akhir Februari 2015, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kabar harga beras naik di beberapa daerah. Sampai-sampai Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel menyebut-nyebut mafia beras jadi penyebab gejolak harga,
Â
Kehebohan ini juga merembet ke berbagai daerah, termasuk Kota Pekanbaru. Masyarakat mulai resah apakah pasokan beras di Ibu Kota Provinsi Riau aman atau langka. Pasalnya di pasaran kendati kecil kenaikan harga beras mulai terjadi. Berikut rangkuman pemberitaan harga beras selama sepekan:
Â
Namun Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Kepala Bidang Perdagangan Disperindag, Mas Irba Sulaiman Kota Pekanbaru menjamin bahwa harga beras di seluruh pasar tradisional masih stabil. “Hasil monitoring petugasnya di lapangan, harga beras di pasaran tidak mengalami kenaikan seperti yang terjadi di Pulau Jawa, masih stabil,” Â kata dia, Kamis (26/02/2015). (Baca: http://bertuahpos.com/berita/disperindag-pekanbaru-jamin-harga-beras-stabil.html)
Â
Dirinya menghimbau masyarakat tidak perlu khawatir dan terpancing isu-isu tersebut karena di Pekanbaru stok beras aman dan harga stabil. Bahkan pihaknya sudah melakukan inspeksi mendadak ke gudang penyimpanan beras milik para distributor. Dan hasil pengawasan mendapati cadangan beras wilayah pekanbaru aman. (Baca: http://bertuahpos.com/berita/enam-distributor-beras-di-pekanbaru-jamin-pasokan-.html).
Â
Pernyataan serupa disampaikan pihak Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Riau Kepulauan Riau (Kepri). “Harga beras masih stabil, kalaupun ada kenaikan tidak signifikan,” ujar Kepala Bulog Riau Kepri, Faruq Octobri Qomary kepada bertuahpos.com.
Â
Dikatakan Faruq, untuk Riau Kepri cadangan beras mencapai 15ribu ton. Sehingga masih cukup untuk meredam gejolak harga seandainya terjadi kenaikan harga beras yang signifikan di pasaran. “Kita siap. Apalagi dengan stok beras kita 15, 279 ton masih cukup untuk tiga bulan lebih,” katanya. (baca: http://bertuahpos.com/berita/stok-beras-di-riau-aman-hingga-mei-mendatang.html).
Â
Namun yang dikhawatirkan Faruq soal masih belum optimalnya penyaluran beras untuk masyarakat miskin (Raskin) di Riau dan Kepri. “Belum optimal, sebab masih ada daerah di Riau yang realisasi raskinnya nol, karena belum mengantarkan SPA (Surat Perintah Alokasi) ke kita (bulog). Sehingga RTS (Rumah Tangga Sasaran) tidak perlu memberi beras di pasar sehingga berakibat gejolak harga,” sebutnya. (baca: http://bertuahpos.com/berita/realisasi-raskin-lambat-bisa-picu-gejolak-harga-be.html) (riki)