BERTUAHPOS.COM, BUKITTINGGI – Pada tahun 2016 DPRD Bukittinggi mendorong Pemko untuk meningkatkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi Rp. 104 M.
Dorongan pencapaian PAD itu sudah didasarkan pada Riset Potensi Daerah (Respoda) yang dilakukan oleh Bappeda Kota Bukittinggi. “PAD Bukittinggi tahun 2016 ini harus sudah sesuai dengan hasil Riset Bappeda senilai Rp 104 miliar rupiah. Jadi tidak ada lagi penetapan target masing-masing SKPD berdasarkan angka atau besaran perkiraan yang tidak terukur,†demikian disampaikan Badan Anggara (Banggar) DPRD Bukittinggi M. Nur Idris, saat rapat finalisasi sebelum Paripurna persetujuan bersama APBD- P Bukittinggi 2015 Jumat (18/09/2015).
Lebih lanjut Ketua Komisi I ini meyampaikan, jika selama lima tahun terakhir ini PAD masih ditargetkan pada angka Rp 59-62 milyar. Kedepan harus dioptimalkan semua sumber potensi PAD. Ia memberikan apriasi lahirnya hasil Respoda yang sudah dikerjakan oleh Bappeda Bukittinggi.
“Saya berikan apresiasi kepada Bappeda yang memotori lahirnya Respoda. Dengan Respoda ini kinerja dari masing-masing SKPD penghasil akan terukur. SKPD penghasil harus bekerja keras untuk mecapai target yang sudah ditetapkan dalam Respoda,†sebut Politisi PAN Sumatera Barat itu.
M. Nur Idris menerangkan bahwa sektor pajak dan retribusi merupakan potensi utama untuk pemasukan PAD bagi Kota Bukittinggi. Saat ini memiliki 9 objek retribusi daerah dan 19 objek pajak daerah. Untuk tahun 2016 objek pajak daerah ditargetkan pendapatan Rp 80,8 milyar dan retribusi daerah Rp 23,3 milyar.
 “Besaran pendapatan dari kedua objek PAD ini sudah merupakan hasil kajian dari Respoda. Masing-masing objek pajak sudah ditetapkan besaran, dan ini juga menjadi tolak ukur bagi kinerja SKPD penghasil,†terang Idris.
Untuk objek pajak terbesar, kata Idris berasal dari pajak hotel mencapai Rp 9,8 milyar kemudian pajak lampu jalan Rp 7,7 milyar dan pajak restoran Rp 5,3 milyar. Sementara untuk objek retribusi yang paling besar dari retribusi tempat rekreasi dan olah raga sebesar Rp 10 milyar, pelayanan kesehatan Rp 3,5 milyar dan retribusi pelayanan sampah Rp 1,6 milyar.
“Kalau retribusi parkir tepi jalan umum yang sering menghebohkan, Bukittinggi targetkan dari hasil respoda sebesar Rp 582 juta. Jadi lebih kecil dibanding retribusi penyedian kakus yakni Rp 774 juta,†ujar Idris sambil ketawa.
Ketua Fraksi PAN ini mengakui bahwa selama ini ada kelemahan dalam menggali potensi PAD. Ia mengakui banyak faktor yang membuat potensi pajak dan retribusi tidak tercapai atau belum digali secara optimal. Salah satu memang soal SDM dan penyedian sarana dan prasarana.
“Kita harus akui, bahwa kita belum optimal menggali potensi pajak dan retribusi untuk PAD. Tapi semua itu jadi pelajaran oleh penyelenggara pemerintahan daerah. Sekarang sudah ada Respoda. Mudah-mudahan kelemahan selama ini dapat diperbaiki dan terukur,†jelasnya. (Khatik)