BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Kepala Dusun II Kampung Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Anji Mardiator menyebutkan kampungnya sangat rawan kebakaran lahan.
Bahkan, di tahun 2014 lalu, hampir 2 ribu hektare lahan dikampungnya terbakar. Itu artinya, hampir seluruh lahan pertanian di Kampung Penyengat pernah terbakar.
“Di semua dusun, baik Dusun I, II, dan III, hampir seluruh lahan pertaniannya terbakar waktu itu. Hanya wilayah pemukimanan saja yang tak terbakar,” cerita Anji saat ditemui bertuahpos.com, Kamis 22 Agustus 2019.
Dikatakan Anji, ketika musim kemarau, lahan gambut menjadi kering. Lahan gambut kering inilah yang rawan kebakaran, dan sangat sulit dipadamkan.
Baca :Â Krisis, Masyarakat Kampung Sungai Rawa Andalkan Hujan untuk Air Minum
Hingga kemudian ada program rewetting lahan gambut, yang dilakukan oleh ICCTF (Indonesia Climate Change Trust Fund) melalui konsorsium Yayasan Mitra Insani yang terdiri dari Jaringan Masyarakat Gambut Riau (JMGR) dan Fitra Riau. Upaya rewetting yang dilakukan di Kampung Penyengat adalah kanal blocking, yakni membuat sekat-sekat dalam kanal.
Baca :Â Tes Kedalaman Gambut Riau, Delapan Meter Lebih Masih Belum Ketemu Dasarnya
“Mulai tahun 2017, kanal blocking ini kita lakukan di titik-titik yang menurut kita rawan kebakaran. Tahun 2017, kita lakukan kanal blocking di enam titik,” jelas Anji.
Dengan kanal blocking ini, air dalam kanal bisa tertahan sebagai cadangan di musim kemarau. Terbukti, pada tahun 2017, hanya ada 107 hektare lahan kampung penyengat yang terbakar.
“Radius 500 meter dari kanal blocking ini bisa kita pertahankan agar tak terjadi kebakaran. Nah, pada tahun 2018, kanal blocking kita tambah sembilan titik, sehingga jumlah keseluruhannya 15 titik. Kebakaran di tahun 2018 menurun menjadi 103 hektare,” tambah dia.
Hingga akhirnya, pada tahun 2019 ini, tercatat hanya lima hektare lahan di Kampung Penyengat yang terbakar. Kebakaran tersebut terjadi pada awal-awal 2019 lalu.
“Tapi yang paling parah itu tahun 2014,” pungkas dia. (bpc2)