BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Aparat TNI Angkatan Laut di Riau mengaku kecolongan dengan banyaknya jumlah kasus penyeludupan di Riau yang terjadi sepanjang tahun 2016.
Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Karhutla yang berlangsung di Kantor Gubernur Riau, Komandan Pangkalan Laut (Danlanal) Dumai Letkol Laut (P) Muhammad Risahadi mengatakan pihaknya kewalahan melakukan kontroling sehingga ada banyak kasus penyeludupan masuk ke Riau.Â
Hal ini terjadi tidak lain karena sebagian besar aparat TNI dan polisi yang masuk ke hutan atau ke daerah pedalaman untuk melakukan kegiatan pencegahan Karhutla dan pemadaman api.Â
“Atas dasar itu pula, dia menilai Karhutla yang terjadi di Provinsi Riau dikhawatirkan dapat dijadikan modus sindikat penyeludupan dengan memanfaatkan pengawasan jalur laut yang terganggu karena asap. Karena semua orang fokus menangani kebakaran saja, pengawasan di laut jadi lengah. Karena semua sibuk padamkan api,” katanya, Jumat (13/01/2017).
Akibat jarak pandang di laut menurun karena tertutup asap, pengawasan tidak dapat dijalankan dengan maksimal untuk mengawasi kejahatan di laut seperti halnya penyeludupan barang-barang tak berizin dan sindikat narkoba.
Aktifitas pengawasan laut sepanjang 1.900 kilometer hanya dikawal sendiri oleh pihak TNI Angkatan Laut. Selain itu jumlah personil pengawasan juga berkurang karena ikut padamkan api. Kondisi di sekitar kawasan pesisir menjadi sepi, dan para penggerak sindikat memanfaatkan momentum itu untuk melancarkan aksi penyeludupan.Â
Dia menambahkan sepanjang tahun 2017, Karlahut memberi dampak buruk terhadap pengamanan jalur laut di Riau. Berbagai indikasi muncul, termasuk membakar lahan merupakan salah satu trik yang dipakai oknum ini untuk memanfaatkan situasi Karhutla dalam melancarkan aktifitas penyeludupan mereka.
Dari situasi seperti ini, diyakini bahwa Karhutla menimbulkan banyak efek buruk di semua sektor. Seperti sektor perairan, kesehatan, ekonomi, serta melumpuhkan sektor rill.Â
Penulis: Melba Ferry Fadly