BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Jangan heran kalau masyarakat Pekanbaru haus objek pariwisata. Khususnya di Kota Pekanbaru saja. Dapat dihitung jari, tempat-tempat berkunjung yang betul-betul dikelola baik.
Dulu, Pekanbaru punya tempat bermain Kaca Mayang. Namun lihatlah, kini tempat itu hanya sebatas area yang mangkrak begitu saja. Jangan heran kalau sejumlah titik di kota bertuah ini menjadi tempat sasaran berkumpul bagi masyarakat.
Misalnya saja di Mensjid Raya Annur Jalan Hang Tuah, dan Komplek Bandar Serai Purna MTQ di Jalan Sudirman. Sayangnya, wacana pemerintah untuk menjadikan komplek Mesjid Annur sebagai salah satu pusat wisata relegi, disambut pesimis oleh masyarakat Kota Pekanbaru.
Ridwan (35), seorang pengunjung yang biasa nongkrong di sekitar komplek Annur tidak yakin pemerintah serius akan menggarap lokasi ini sebagai objek wisata relegi. Padahal untuk skala kota berkembang, Pekanbaru harus punya wisaya religi.
Dia melihat butuh banyak pembenahan yang harus dilakukan untuk mewujudkan hal itu. Selama ini, kondisi komplek Annur tidak pernah dikontrol secara baik oleh pemerintah.Menurut Ridwan, secara umum tidak ada hal menarik untuk membawa masyarakat berminat berkunjung ke komplek ini. Masyarakat Pekanbaru cuma berharap pada halaman mesjid yang luas.
“Saya rasa cuma itu saja. Memang tak ada yang menarik. Taman bermainnya tak ada. Paling pengunjung cuma memanfaatkan halaman yang luas untuk olah raga atau duduk-duduk santai sambil jajan,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Riau, melalu Dinas Pariwisata dan UKM sudah mendapat intruksi dari Kementerian Pariwisata untuk menciptakan objek wisata syariah.”Kementerin Pariwisata sudah menunjuk beberapa provinsi untuk dijadikan wisata syariah. Termasuk Riau,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan UKM Riau, Said Syafruddin kepada bertuahpos.com, pekan lalu.Tapi bukan untuk tiga objek yang diusulkan ini. Dia mencontohkan, seperti hotel. Kolam berenangnya harus terpisah antara laki-laki dan perempuan. Dan setiap kamar ada Alquran dan sejadah. Restourannya harus mengantongi sertifikasi halal.
“Itupun harus kerja sama dengan pemilik hotel. Kalau mereka tak mau, tak bisa pula dipaksa,” ujar Said.
Dari sisi fasilitas, Komplek Bandar Serai MTQ, Annur dan Menjid Raya Senapelan sudah masuk dalam kriteria objek wisata religi. Namun lokasi ini perlu didesainn ulang.
“Kita ada rencana untuk itu, tahun 2016 nanti akan dimulai,” sambungnya.
Sebelumnya, Ketua MUI Kota Pekanbaru Ilyas Husti mengatakan bahwa komplek Annur, bandar serai MTQ dan Mesjid Raya Senapelan, punya potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata religi.
“Asal pengelolaannya dibenahi. Objek wisata religi itu bisa diciptakan,” katanya kala itu.
Dia menilai jika pemerintah mau bekerja. Tidak sulit untuk mewujudkan objek wisata religi di Pekanbaru. Tentunya dengan memanfaatkan sejumlah tempat-tempat yang sudah tersedia.Selain memberdayaka lokasi tersebut, pemerintah harus berperan langsung. Misalnya, komplek Mesjid Raya Annur. Perlu ada larangan-laragan khusus cara berpakaian jika ingin masuk dalam komplek tersebut.Daya tarik lain, pemerintah bisa saja membangun objek yang bersentuhan langsung dengan nuansa religi. Tindakan itu juga bisa dilakukan untuk menarik pengunjung ke menjid tua di Kecamatan Senapelan. “Kalaupun betul da rencana ke arah itu. Bagus. Tapi masih panjang, saya rasa,” sambungnya. (melba)