BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Riau menggelar rapat koordinasi dengan eleman terkait menyangkut klarifikasi pasca teror bom di Sarinah Jakarta beberapa waktu lalu.
Kepala Kesbangpol Riau, Ardi Basuki mengatakan rapat koordinasi itu sengaja dilangsungkan untuk mengetahui informasi kekinian soal keamanan Riau pasca ledakan di Thamrin Jakarta pekan kemari.
“Kami menghadirkan dari pihak Polda Riau, Kemenag Riau, dan Kumham RI, korem dan tokoh agama dan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau,” katanya, Senin (18/01/2016).
Kolonel Eka Bagus Laksamana dari Kemenkumham, memaparkan data dimana untuk tahun ini, jumlah teroris di Indonesia saat ini sebanyak 3.000 orang. Namun jumlah itu pada dasarnya jika dibiarkan maka tetap juga akam membahayakan 2 juta jiwa penduduk Indonesia. “Bagaimanapun teroris harus ditindak dan di hukum. Biar kapok. Biar tidak muncul lagi teror-teror seperti itu,” sambungnya.
Menyangkut soal Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), dia menyatakan bahwa organisasi itu benar ada di Riau. Dari pihak Polda Riau mencatat bahwa ada dua izin organisasi itu. Selain di Riau, Gafatar juga mendapatkan izin beraktivitas di Kota Dumai, yang masa aktifnya mulai dari tahun 2013 hingga sekarang.
“Tapi sejauh pamntauan kami untuk di Riau mereka masih melakukan kegiatan sosial. Tapi mereka pernah hijrah ke Kalimantan dan kami tidak tau pasti apa kegiatan mereka disana,” sambungnya.
Sejauh ini kegiatan organisasi itu memang belum memberikan dampak buruk di tengah masyarakat. Sementara Kasi Intel Korem Eko P, menanggapi bahwa secara umum aturan yang sudah ada harusnya bisa dijalankan. Namun rasa kepedulian antara instansi dan masyarakat masih sangat sedikit.
“Yang terpenting itu, setelah Rakor ini kita harus ngapain?. Terutama Kesbangpol ini. Kepedulian itu penting. Untuk menyikapi itu mohon kegiatan sosial yang kira-kira mengotori bangsa Indonesia di hentikan saja,” katanya.
Dia meminta bahwa tokoh agama masyarakat Riau, diminta untuk berperan aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak takut dengan ancaraman teror, dan ancaman terosisme di Riau. (Melba)