BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Dosen Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau, Dr Mursida mengaku miris dengan kebijakan pemerintah yang tidak mendahulukan putra daerah. Bukti nyata bahwa, banyak lulusan teknik perminyakan di UIR banyak diterima dan dihargai kerja kerasnya di negara Timur Tengah.
“Sementara di dalam negeri saja tidak dihargai dan tidak dipakai. Jangan jauh-jauh untuk Indonesia, di Riau saja juga merek tidak di terima,” katanya. Keluhan disampaikan Mursida di Hadapan Panita Kerja Minyak dan Gas Komisi VII DPR RI.
Dia menceritakan, potensi sumber daya manusia mahasiswa didikannya mendapat porsi dan sambutan yang bagus di perusahan perminyakan di Timur Tengah. Secara kualitas Riau sudah berhasil mencitakan SDM mumpuni untuk mengelola Migas sendiri, terutama pengelolaan untuk Migas di lokal.
Maka jangan heran mahasiswa UIR lulusan perminyakan itu memilih bertahan di negara minyak itu dan enggan pulang ke tanah air. Mursida sangat ingin, Pemerintah Indonesia khususnya Riau membuka mata untuk percaya dengan potensi SDM lokal.
“Saya pikir pemerintah bisa membantu memikirkan perosalan ini, lewat kunjungn kerja DPR RI, kami berharap masalah pemberdayan SDM lokal juga bisa dibuat aturannya dalam undang-undang, Pak,” ujarnya.
Sebagai dosen dan tenaga pengajar, fakta yang terjadi membuat dia berfikir dua kali, bahwa ternyata benar tingkat penghargaan negara terhadap potensi SDM dalam negeri masih sangat rendah. Hal seperti ini acap kali terjadi, sehingga orang-orang hebat lebih menaruh hati di luar negeri, sebab mereka tidak dihargai di dalam negeri, bahkan di tanah kelahirannya sendiri.
“Sampai kapan kita membiarkan negara asing menggunakan tenaga kita, sementara kita malah percaya dengan tenaga asing,” sambungnya. (Melba)